Informasi penting
Study abroad: Before you leave

Bagaimana Universitas Mengevaluasi Transkripmu?

2.3K
share image

Ditulis oleh Ann McDermott adalah kepala bagian penerimaan mahasiswa baru di College of the Holy Cross di Worcester, Mass.

 

 

“Apa sebenarnya faktor yang menentukan siapa yang akan diterima dan siapa yang ditolak?”

 

Ini adalah pertanyaan yang selalu ditanyakan kepada beliau di College of the Holy Cross, liberal arts Jesuit college.

 

Tentu saja ada banyak faktor yang akan menentukan hal ini, termasuk diantaranya esai, surat rekomendasi, dan hasil wawancara. Namun transkrip adalah salah satu faktor yang paling menentukan. Transkrip akan memberikan gambaran pengalaman akademis para mahasiswa, termasuk juga potensi kesuksesan mereka di universitas nantinya.

 

Proses spesifik yang digunakan untuk mengevaluasi transkrip para calon mahasiswa mungkin berbeda-beda di tiap-tiap universitas. Di Holy Cross, setiap staff di departemen penerimaan mahasiswa baru akan memeriksa catatan akademik para kandidat per tahun dan per kelas yang diambil dengan seksama.

 

Biasanya performa akademik para kandidat akan dilihat, termasuk diantaranya pola nilai yang ada (apakah terus naik atau turun), dan juga jenis-jenis kelas yang diambil—misalnya apakah kandidat cenderung memilih kelas-kelas yang cukup menantang. Profil alma matermu pun akan dicek, misalnya untuk melihat program-program akademik apa saja yang biasanya ditawarkan; juga catatan yang ada untuk melihat apakah ada kandidat lain dari alma mater serupa yang juga mendaftar dan gambaran apa yang akan didapatkan dari transkrip mreka. Terkadang universitas mungkin akan mengkontak pembimbingmu dulu untuk mengklarifikasi beberapa hal.

 

Berikut ini adalah tips dari para ahli—yakni mereka yang biasa menangani hal ini—mengenai pengevaluasian transkrip, dan cara-cara untuk menunjukkan bahwa kamu adalah salah satu kandidat yang cukup kompetitif.

 

  • Tak perlu “melindungi IPK-mu” dengan cara menghindari kelas-kelas yang menantang dan hanya mengambil kelas-kelas yang tergolong mudah. Nilai “A” yang diperoleh tanpa usaha tidaklah lebih mengesankan dibandingkan nilai “B” atau “C” yang diperoleh dengan jerih payah. Dengan mengambil kelas-kelas yang tergolong menantang, kamu justru menunjukkan pada mereka yang mengevaluasi transkripmu bahwa kamu memang serius dengan pendidikanmu, dan ini menunjukkan keseriusanmu untuk melanjutkan kuliah.
  • Buatlah rencana jangka panjang. Cobalah berkonsultasi dengan guru-gurumu di sekolah untuk membuat rencana jangka panjang untuk mencicil gol mu saat kuliah nanti. Keputusan yang kamu ambil di tahun-tahun awalmu di SMA menunjukan kemampuan akademis mu yang akan membuat kamu lebih mencolok dibandingkan para kandidat lainnya.
  • Jangan terlalu mengkhawatirkan satu nilai yang kurang baik. Pihak universitas biasanya memaklumi satu nilai jelek yang sebenarnya bukanlah refleksi dari kemampuanmu secara keseluruhan. Jangan stres hanya karna ini. Kembalilah fokus dan belajarlah dengan giat. Yang penting adalah menunjukkan kepada pihak universitas bahwa kamu telah berusaha untuk kembali fokus.
  • Tanyalah pertanyaan. Segera setelah kamu memutuskan tujuan kuliahmu, segeralah hubungi kantor penerimaan mahasiswa baru di sana dan bertanyalah untuk mencari tahu subyek apa saja yang mereka anggap paling penting. Kebanyakan universitas akan menganggap Bahasa Inggris, Matematika, Sains, Bahasa dan Sejarah sebagai salah satu subyek penting, tapi beberapa universitas dengan jurusan yang lebih spesifik—misalnya jurusan musik—mungkin akan lebih menekankan dan akan mencermati rekormu di kelas-kelas seni pertunjukkan di SMA.
  • Tiap-tiap SMA tidaklah sama, meski terkadang terlihat demikian. Masing-masing biasanya memiliki kurikulum atau bahan ajar yang unik. Beberapa memiliki struktur kelas yang lebih kaku, namun jangan khawatir. Para tim seleksi mahasiswa baru biasanya akan dengan sabar meluangkan waktu untuk mencoba mengerti sistem yang digunakan di sekolahmu.
  • Berhati-hatilah dengan mitos. Seperti yang telah tertulis di atas, janganlah membandingkan dirimu sendiri dengan kandidat lain yang berasal dari SMA berbeda dengan IPK yang setara, kemudian mengasumsi bahwa kamu akan diseleksi dengan cara yang sama seperti mereka. Tim seleksi biasanya akan mengevaluasi para kandidat sesuai dengan konteks asal sekolah mereka, termasuk diantaranya perbedaan sistem nilai, besar kelas, subyek-subyek yang ditawarkan, serta data-data terakhir.

 

Jadi jangan lupa, transkrip SMA-mu bukanlah sekadar daftar kelas-kelas beserta dengan nilainya. Transkripmu menceritakan perjalananmu sebagai pelajar termasuk juga keputusan-keputusan yang telah kamu ambil, dan ini sesuatu yang akan dibaca oleh para tim penyeleksi mahasiswa baru.

 

(Sumber: The Choice)