
Berpuasa di luar negeri, apalagi saat musim panas dan sedang kuliah, selalu jadi pengalaman tak terlupakan. Mixed feelings antara rindu keluarga di rumah, tantangan berat puasa di cuaca panas dan hari yang panjang, plus rasa seru karena bisa ngerasain ibadah dan budaya Bulan Ramadhan di tempat yang ga biasa!
Selain durasi puasa yang lebih dari 19 jam dan pada tahun 2014/2015, belum banyak alumni S2/S3 luar negeri yang sudah merasakan puasa saat musim panas ditahun sebelumnya yang bisa ditanya.
Alhasil, Indah dan teman-teman banyak trial-and-error-nya untuk beribadah dengan khidmat plus aktivitas secara normal. Anyway, karena ingat pengalaman itu, saya ingin berbagi pengalaman dan tips untuk puasa di musim panas selama kuliah di UK tahun kemarin.
Alhamdulillah, saya pribadi pernah puasa di musim panas di Indiana, Amerika Serikat tahun 2011 dengan durasi sekitar 18 jam, tetapi dengan jauuuuuhhhhhh di atas suhu musim panas Inggris (di AS waktu itu sekitar 40’C, sementara di Inggris rata-rata sekitar 17-20’C). Semoga artikel ini bermanfaat buat teman-teman!
Sahur dan Berbuka
Agak lucu artikel puasa ngomonginnya malah makanan dulu. But trust me, kalau rencana makanan sahur dan bukanya beres, ga akan kepikiran terus-terusan, akan lebih mudah untuk ibadah dan aktivitas lain (ngerjain tugas akhir dan disertasi *uhuk*).
Siapkan makanan sahur dan berbuka sekaligus pada malam hari. Jadi ketika sahur pukul 1.30 pagi, gak habis waktu untuk siapin makanan (apalagi kalau ketiduran dan telat bangun). Saya sudah biasa masak sekitar jam 20:00, untuk berbuka dan sahur, plus buah dan susu. Masak selalu jadi tips berhemat mahasiswa di Inggris.
Nutrisi
Saat berpuasa, kita perlu memilih makanan yang meningkatkan ketahanan berpuasa setiap hari sampai sebulan penuh. Ada beberapa tips kunci yang bisa diadopsi ke pola makan dan resep favorit, meskipun tips untuk sahur dan berbuka itu memotong waktu untuk persiapannya:
-
Hindari processed and junk food
Makanan seperti keripik, kentang goreng, chocolate nougat bars, dll memiliki kandungan nutrisi yang sedikit, artinya cepat kenyang dan cepat lapar.
-
Makan banyak protein dan serat
Protein dan serat akan dipecah menjadi energi secara lambat, artinya akan lebih lama kenyang dan berenergi. Roasted chicken, roasted veg, cap cai, salmon, telur, buah-buahan plus non-white food (beras merah, roti dan pasta whole grain, oat) jadi pilihan sehat. Favorit saya roasted chicken wings halal (3 pounds di Tesco merk Shazam), beras merah, plus bayam rebus (tinggal rendam air panas 5 menit, jangan direbus).
-
Hindari makanan dengan gula dan garam tinggi
Artinya desserts, soda, dan snack/junk food yang asin-asin. Gula cepat dipecah jadi energi tapi tidak tahan kenyang, dan garam lebih cepat bikin haus. You know the drill.
-
Hidrate your body well
Memang enak banget buka puasa sama minuman manis dan dingin. Tapi untuk “bekal” 19+ jam puasa, konsumsi cairan harus lebih. Usahakan air 8 gelas sehari (at least, 1 saat buka, 2 saat makan malam, 3 sebelum dan sesudah tarawih, 1 sebelum sahur, 1 setelah sahur). Cairan juga bisa didapat dari air kelapa, kuah sup, buah-buahan, jus, dll. Ingat tips sebelumnya.
Pola Aktivitas dan Istirahat
19+ hour fasting during summer can take its toll to anybody. Kalau sudah berusaha mengatur pola makan agar tetap kuat dan sehat, waktu istirahatnya perlu dijaga, tergantung aktivitas masing-masing. Oleh karena itu, saya ingin bercerita tentang rutinitas puasa musim panas, karena mungkin akan banyak yang bisa merasakan.
Puasa tahun lalu Indah sedang mengerjakan laporan tugas lapangan setelah pulang dari Etiopia dan disertasi. Pekerjaanya lebih banyak di meja belajar dan laptop, dan sesekali pinjam buku ke perpustakaan. Plusnya, gak ada jadwal khusus untuk pergi kuliah.
Setelah buka puasa jam 21.30 dan tarawih 23.00, Indah lanjut baca atau mengerjakan tugas sampai waktunya sahur jam 1.30 sambil ngemil buah atau minum susu. Makan makanan yang sudah disiapin dari buka (jangan tiba-tiba banyak makan karena nanti perutnya “kaget”).
Jadi setelah solat subuh pukul 03.00 pagi, saya penuhi kebutuhan tidur 8 jam. Mulai jam 11.00 pagi lanjut lagi deh belajar sampai buka puasa. Waktu di Amerika Serikat, karena suhu sangat tinggi, ada himbauan publik untuk berada di dalam ruangan, karena bahkan yang ga puasa pun bisa dehidrasi.
Kalau mau buka puasa bersama, silaturahmi dengan orang-orang, dan solat berjamaah, masjid dan Islamic Society kampus-kampus selalu ada iftar untuk umum baik Muslim maupun Non-Muslim. Bahkan kita bisa ikutan jadi panitia dengan mendaftar ke sekretariat.
Summer Picnic and BBQ
Karena lagi summer dan gak ada kuliah, teman-teman suka ngajak BBQ, piknik di taman, atau sekedar makan di restoran negara asal teman-teman (Jepang, Yaman, Indonesia). Kalau memang sempat, jangan ngerasa minder karena lagi puasa. Ikut aja, ngobrol, foto-foto, plus mereka juga akan tertarik untuk tahu lebih jauh tentang puasa kita dan budaya Ramadan/Idhul Fitri di Indonesia. Dan kalo mereka ngerasa ga enak makan di depan kita yang puasa, bilang aja “It’s totally fine”. Tips: kalau mereka ngajak makan malam, nego mulai jam 7an aja, jadi sambil ngobrol-ngobrol, kita nunggu buka puasa sebentar lagi, haha.
Banyak sekali informasi aktivitas soal ibadah Ramadan, mulai dari buka puasa (iftar) di masjid, tarawih, jadwal solat, zakat, dan sedekah, yang Indah ga bisa dijelasin satu-satu di artikel ini. Here are good resources to kick start:
Prayer Time London (London Central Mosque and Islamic Center)
Zakat and Donation (Islamic Relief)
Gimana cerita summer Ramadan teman-teman? Ada pengalaman atau tips selama puasa? Do leave comment and share it to your friends and family. Semoga ibadah kita diterima dan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT. Amin.
Kamu ingin merasakan juga berpuasa di luar negeri? Wujudkan rencana untuk kuliah di luar negeri dengan bantuan Hotcourses Indonesia melalui konsultasi GRATIS dengan IDP Education!
BACA JUGA:
- Kemudahan Berpuasa Bagi Pelajar Muslim di Melbourne
- Kisah Nuril Menghadapi Tantangan Puasa di Belanda Saat Pandemi
- Menjalani Puasa Sewaktu Kuliah di Negara-Negara Non Muslim
- Puasa Bulan Ramadhan di Luar Negeri
- Ramadhan dan Lebaran: Jepang vs Indonesia