Informasi penting
Cina: Kehidupan Pelajar

PERJALANAN MENEMPUH S2 LINGUISTIK DI BEIJING

Perjalanan Menempuh S2 Linguistik Di Beijing

Hampir semua pelajar Indonesia pasti sudah sering mendengar ungkapan "Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China". Hal ini tidak mengherankan, karena China memang dikenal sebagai negara yang menjadi tempat kelahiran berbagai inovasi, seperti kompas serta metode pembuatan kertas dan mesiu. Untungnya, ungkapan ini makin mudah direalisasikan karena tersedia berbagai beasiswa untuk kuliah di sana. Bahkan menurut data dari pemerintah China, saat ini ada sekitar 14.000 pelajar asal Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri tirai bambu ini. 


Kali ini kolumnis Indonesia Mengglobal, Astrid Kohar, akan membagikan hasil perbincangannya dengan Suharto, mahasiswa S2 Linguistics and Applied Linguistics di Beijing Language and Culture University (BLCU) yang mendapatkan beasiswa dari Pemerintah China. Langsung saja simak wawancara di bawah ini untuk mengikuti perjalanan studi Suharto di China.

 

T: Halo, Suharto. Kamu kan sedang menempuh pendidikan S2 di Beijing, China. Bisa ceritakan pengalamanmu mendaftar program tersebut?

 

J: Halo. Iya, saat ini saya sedang menempuh pendidikan S2 Linguistics and Applied Linguistics di Beijing Language and Culture University (BLCU). Universitas ini adalah universitas terfavorit di Beijing untuk program Bahasa Mandarin. Selain itu, BLCU juga menjadi pedoman pengajaran Bahasa Mandarin - jadi banyak bahan pembelajaran Bahasa Mandarin di China dan Indonesia berasal dari BLCU. Oleh karena itu, saya memantapkan hati untuk melanjutkan S2 di universitas ini.

 

Saya mendaftar S2 di BLCU dengan menggunakan beasiswa Chinese Government Scholarship 2016. Biasanya beasiswa tersebut hanya membuka jalur pendaftaran lewat universitas atau Kedutaan Besar China di Jakarta, namun saat itu mereka untuk pertama kalinya membuka jalur lewat Kemenristekdikti dengan nama China-Indonesia Exchange Extraordinary Scholarship. Dokumen persyaratan beasiswa yang harus saya siapkan waktu itu antara lain: formulir pendaftaran, dua surat rekomendasi, rencana studi, transkrip nilai, ijazah dan surat keterangan kesehatan. Setelah mengirimkan semua dokumen ke Kemenristekdikti dan dinyatakan lolos proses administrasi, saya tinggal menunggu pengumuman proses beasiswa selanjutnya.

 

Pendaftaran beasiswa dibuka pada bulan Maret-April dan saya harus menunggu hasil seleksi beasiswa selama beberapa bulan. Ketika teman-teman lain mendapatkan email konfirmasi dari pihak universitas, saya sama sekali tidak menerima pemberitahuan apapun. Jadi saya sempat berpikir tidak lolos. Namun untungnya DIKTI kemudian mengumumkan nama saya sebagai penerima beasiswa ini pada pertengahan Agustus. Di akhir bulan itu, saya mendaftar ulang ke BLCU dan memulai kehidupan program S2.

 

 

T: Ada pengalaman atau cerita unik yang kamu alami selama proses pendidikan S2?

 

J: Mempelajari sisi linguistik bahasa Mandarin menyadarkan saya bahwa pengetahuan saya tentang bahasa Indonesia ternyata masih kurang maksimal. Saya sering membandingkan kedua bahasa ini untuk mencari persamaan dan perbedaannya dari aspek linguistik sebagai bahan presentasi di kelas. Agar bisa melakukan hal ini dengan baik, saya harus kembali mempelajari bahasa Indonesia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Dengan mengetahui persamaan dan perbedaannya, maka mempelajari dan mengajarkan kedua bahasa tersebut akan lebih mudah.


Saya juga pernah mempresentasikan sistem fonem bahasa Indonesia. Meskipun bahasa Mandarin dan Indonesia berasal dari dua rumpun bahasa yang berbeda, masih ada sedikit persamaan pada fonem vokal dan konsonan. Mahasiswa China yang menyaksikan presentasi saya sangat antusias dan mereka mencoba mengikuti pengucapan fonem serta beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Pada akhir presentasi, mereka banyak mengajukan pertanyaan. Presentasi ini menjadi salah satu pengalaman unik buat saya, karena saya bisa memperkenalkan bahasa Indonesia. Untuk ke depannya, saya berharap ada kesempatan untuk mengajar bahasa Indonesia di China.

 

 

Suharto saat tengah melakukan presentasi di kelas

(Foto: Dok. pribadi Suharto)

 

 

T: Pernah menghadapi kesulitan atau tantangan saat kuliah? Bagaimana cara kamu mengatasinya?

 

J: Proses belajar di tingkat S2 memang cukup sulit, namun saya berusaha menjalaninya dengan optimis dan menikmati setiap prosesnya. Apalagi jurusan Linguistik memerlukan waktu studi selama 3 tahun dengan beban 40 SKS. Perkuliahan pun digabung dengan para mahasiswa lokal. Kalau dilihat dari kemampuan bahasa Mandarin, jelas saya tertinggal jauh dari mereka yang merupakan penutur asli. Saya sempat merasa enggan untuk berbicara maupun berpendapat di kelas, karena takut tidak bisa menggunakan bahasa Mandarin dengan baik dan benar. Dengan banyak latihan berbicara dan membaca banyak buku, saya berusaha memberanikan diri menyatakan pendapat.

 

Saya juga tidak bisa mengerti 100% perkuliahan yang disampaikan dalam bahasa Mandarin. Selain pengetahuan linguistik yang kurang, kemampuan Mandarin yang terbatas membuat saya lambat untuk memahaminya. Karena itu, saya selalu berusaha duduk di depan dan membawa alat perekam suara setiap perkuliahan berlangsung. Saya akan mendengarkan rekaman itu berulangkali dan bertanya kepada teman mahasiswa lokal jika masih belum mengerti.

 


T: Ada masukan bagi pembaca Hotcourses Indonesia yang bercita-cita menempuh pendidikan lebih lanjut di Beijing, China?

 

J: Kemampuan berbahasa Mandarin harus menjadi bekal bagi kamu yang ingin menempuh pendidikan di China, bahkan jika kamu mengambil program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris. Kamu setidaknya harus menguasai percakapan sehari-hari, karena tidak banyak orang di sana yang bisa berbahasa Inggris. Bahkan di area kampus, hanya beberapa dosen yang mampu berbahasa Inggris secara fasih. Dengan bekal bahasa Mandarin dasar, kamu akan bisa berkomunikasi dengan orang-orang lokal di segala situasi.

 

Saya juga menyarankan untuk menjalin pertemanan yang baik dengan mahasiswa lokal. Saya boleh dibilang beruntung karena menjalani perkuliahan dengan mahasiswa lokal, sehingga saya bisa menjalin pertemanan dengan mereka. Tiap kali menyelesaikan tugas kuliah, saya pasti meminta tolong kepada teman-teman mahasiswa lokal untuk memeriksanya terlebih dulu dan meminta pendapat mereka sebelum dikumpulkan ke dosen. Saya pun memiliki banyak kesempatan latihan berbicara Mandarin saat bersama-sama dengan mereka. Kami juga bisa saling bekerjasama dan mendukung dalam perkuliahan.

 

 

Suharto dan teman-teman kuliahnya saat menjalani aktivitas kunjungan pabrik di China.

(Foto: Dok. pribadi Suharto)

 


T:  Boleh tahu rencanamu setelah lulus S2? 

 

J:  Untuk rencana selepas S2, masih banyak impian lain yang ingin saya wujudkan - salah satunya adalah berkarir di Beijing. Saya ingin bekerja dengan orang-orang di China untuk melihat etos kerja dan mempelajari pola pikir mereka. Saya juga berharap bisa mengaplikasikan ilmu yang telah saya dapat dari kuliah di bidang bahasa Mandarin. Semoga saya dapat berkontribusi untuk China dan Indonesia.

 


T: Untuk menutup wawancara ini, apa ada pesan terakhir yang ingin kamu sampaikan? 


J:  Sebagai penutup, saya ingin mengutip ungkapan Mandarin 好好学习,天天向上 (hao hao xue xi, tian tian xiang shang / belajarlah dengan giat dan tiap hari kamu akan ada kemajuan). Saya bukan mahasiswa yang pandai atau jenius, tapi saya mau belajar dan berusaha sehingga bisa mendapatkan beasiswa sampai ke Beijing, China. Semua ini bukanlah hal yang mudah dan tentunya perlu proses. Saya juga ingin mengingatkan betapa pentingnya berserah kepada Tuhan YME dalam perjuangan studimu. Jika kamu tetap bersemangat dalam belajar dan menggapai setiap impian, maka Yang Kuasa akan membantu membuat cita-citamu menjadi nyata.


Sudah menemukan inspirasi untuk kuliah di luar negeri seperti Suharto? Langsung saja daftar untuk konsultasi GRATIS dengan konselor IDP Education yang selalu siap membantumu untuk mendaftar dan kuliah di berbagai universitas terbaik di mancanegara. 

 

Sumber:

Artikel asli dipublikasikan oleh IndonesiaMengglobal.com

'A non-profit website for Indonesians aspiring to study and or pursue professional opportunities abroad'.

Mencari jurusan

Cina
Pascasarjana