Kalau kamu tertarik kuliah di Jepang, pasti sudah pernah mencari informasi mengenai beasiswa untuk kuliah di negeri matahari terbit tersebut. Saat ini, kebanyakan orang masih berpikir bahwa beasiswa hanya bisa didapatkan sebelum pergi kuliah. Namun ternyata universitas-universitas di Jepang juga menyediakan banyak sekali opsi beasiswa dari institusi swasta dan pembebasan uang sekolah yang hanya bisa didaftarkan setelah kalian pindah ke Jepang dan terdaftar di universitas di sana. Selain itu, masih ada banyak informasi lain tentang beasiswa di Jepang yang tidak bisa kita dapatkan melalui internet. Kali ini, kontributor Indonesia Mengglobal, Cindy Fransisca, akan membagikan hasil perbincangannya dengan tiga mahasiswa Indonesia di Jepang mengenai tips yang jarang diketahui tentang beasiswa di Jepang hanya untuk pembaca Hotcourses Indonesia.
Ade Susanto
-S2 Graduate School of Education and Human Development, Nagoya University
-Penerima beasiswa MEXT/Monbukagakusho (G to G)
Q: Apa tips yang bisa kamu bagikan tentang beasiswa yang kamu terima?
A:Saya mau share satu tip tentang Monbukagakusho G to G yang gak kalian dapatkan di internet, yaitu waktu kalian sebagai research student itu sebenarnya sangat krusial dalam prospek akademis nantinya. Walaupun tidak ada tuntutan akademis yang signifikan - karena kita hanya diwajibkan mengikuti satu kelas seminar (ゼミ、”zemi”) per semester - namun hampir seluruh kelas zemi dilakukan dengan bahasa Jepang sebagai pengantar. Jadi jika kalian ingin mengikuti ujian masuk S2 universitas tersebut, kelas zemi ini adalah tolok ukur yang signifikan untuk menilai kemampuan bahasa Jepang kalian.
Sebaliknya, jika kalian tidak perlu mengikuti ujian masuk S2 dengan bahasa Jepang dan/atau juga belum menguasai bahasanya dengan lancar, kalian mungkin bisa berpartisipasi dengan bahasa Inggris di kelas. Namun hal ini juga berarti kalian tidak mendapat manfaat 100% dari partisipasi kelas zemi tersebut. Selain itu, hanya karena kalian mendapat beasiswa ini, tidak berarti kalian akan dituntun untuk bisa lebih cepat menguasai bahasa Jepang. Kalian harus bisa mengatur program belajar bahasa kalian secara mandiri dan pihak Monbukagakusho hanya akan menyediakan fasilitasnya. Untuk mahasiswa ilmu sosial yang tidak banyak melakukan aktivitas lab seperti mahasiswa natural science, mungkin akan merasa kekurangan struktur dalam hidup kalian di Jepang. Maka itu, agar masa tenggang sebagai research student ini tidak terbuang percuma, saya sarankan kalian lebih proaktif merencanakan cara memanfaatkan waktu kalian di Jepang, terlepas dari apapun tujuan kalian di sini.
Q: Apakah ada pesan untuk para pembaca yang juga mengincar beasiswa Monbukagakusho G to G?
A: Sebenarnya saya sempat gagal di ujian S2 pertama saya. Dari 13 orang peserta tes, hanya 3 orang saja yang lulus. Bayangkan saja, para peserta ujian harus bisa mengerti istilah khusus ilmu psikologi dalam bahasa Jepang yang bahkan sulit untuk para saingan saya yang orang Jepang asli. Universitas saya untungnya mengadakan ujian kedua 3 bulan setelahnya, tapi universitas lain juga ada yang mengadakan ujian setahun sekali. Jadi keputusan untuk mengambil beasiswa ini harus dipikirkan baik-baik.
Vincent Irawan
-S2 dan S3 Department of Materials Science and Engineering, Tokyo Institute of Technology
-Penerima beasiswa MEXT/Monbukagakusho (U to U)
Q:Apakah ada informasi menarik yang bisa kamu bagikan tentang beasiswa yang kamu terima?
A:Satu hal yang mengagetkan pada saat saya berpikir untuk melanjutkan S2 ke luar negeri adalah hanya saya yang mendaftar ke Monbukagakusho U to U di Universitas Indonesia. Tidak ada mahasiswa lain yang mendaftar, padahal syarat dan benefit-nya realistis bagi mahasiswa Indonesia. Kelebihan dari Monbukagakusho U to U di universitas saya sekarang adalah beasiswanya mencakup S2 dan S3, bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan kita bisa langsung mulai di universitas tanpa perlu menjadi research student dulu seperti Monbukagakusho G to G.
Menurut saya, beasiswa Monbukagakusho U to U ini sangat menarik bagi siapapun yang tertarik berkarir di bidang akademis. Mengingat banyaknya universitas di Jepang yang mencoba meluaskan branding mereka di kalangan mahasiswa internasional, universitas Jepang pun sekarang mencari calon mahasiswa PhD yang memiliki kemampuan bahasa asing (terutama bahasa Inggris) untuk menjadi Assistant Professor. Jika kalian masuk ke program ganda S2 dan S3, kalian akan menghabiskan waktu minimal 5 tahun di Jepang dan tentunya akan bertambah lama jika kalian meniti karir di Jepang setelah PhD. Kalian memang bisa mengambil kelas berbahasa Inggris, tapi jumlahnya memang tidak sebanyak kelas berbahasa Jepang dan ilmu dalam lab juga akan ada yang lost in translation jika seluruhnya harus diterjemahkan ke bahasa Inggris. Maka itu, justru sangat penting bagi calon mahasiswa untuk memiliki tingkat profisiensi bahasa Jepang yang setara level akademis maupun bisnis.
Q: Apakah ada pesan untuk para pembaca yang ingin kuliah di Jepang?
A:Mahasiswa Indonesia sebenarnya memiliki reputasi yang baik di Jepang. Semakin banyak jumlah mahasiswa Indonesia di Jepang, semakin banyak juga interaksi langsung antara kita semua dan masyarakat Jepang pada umumnya. Ini menjadi kesempatan baik bagi kita semua untuk mencari tahu peluang apa saja yang bisa kita dapatkan di Jepang setelah lulus kuliah
Kevin Mandala Adriansyah
-S1 Fakultas International Relations, University of Shizuoka
-Penerima pembebasan biaya pendidikan dari University of Shizuoka serta beasiswa dari Banjo Foods dan Shizuoka Bank
Q: Bagaimana awalnya kamu bisa menerima beasiswa dari perusahaan Jepang?
A: Monbukagakusho tidak menyediakan kuota tinggi untuk beasiswa S1 dan mahasiswa yang sudah memiliki visa residen Jepang karena kuliah bahasa (日本語学校, “nihongo gakkou”) tidak diperbolehkan untuk mendaftar. Namun saya ingin melanjutkan kuliah di Jepang tanpa memberatkan orang tua saya. Setelah berjejaring di acara Festival Indonesia di Shizuoka dengan mahasiswa Indonesia lainnya, saya jadi tahu bahwa ada opsi untuk menggabungkan dua sumber bantuan keuangan: pembebasan uang sekolah yang umum diberikan universitas negeri di Jepang dan beasiswa tambahan (uang bulanan) dari perusahaan swasta. Dengan syarat yang realistis dan masuk akal, kita bisa mendapat pembebasan uang sekolah sebesar 100% atau 50%. Selain itu, jumlah beasiswa yang diberikan oleh perusahaan swasta juga beragam, mulai dari Rp3.500.000 sampai Rp12.000.000 tiap bulannya. Setiap semester, kita memang akan diminta untuk mengikuti beberapa kegiatan perusahaan atau memberikan laporan dalam bentuk esai/presentasi program akademis, tapi hal itu justru akan membantu mengasah kemampuan bahasa Jepang kita.
Beasiswa perusahaan di Jepang tidak mensyaratkan ikatan dinas. Walaupun begitu, saya kenal beberapa mahasiswa internasional yang mendapatkan beasiswa dari sebuah perusahaan Jepang dan - karena mereka telah paham dengan kegiatan bisnis dan budaya perusahaan tersebut - mulai bekerja di perusahaan itu setelah lulus kuliah. Terlepas dari pembebasan uang sekolah dan beasiswa perusahaan, banyak sekali mahasiswa Indonesia yang bekerja paruh waktu di sini karena gaji yang atraktif dan jadwal yang tidak membebani kegiatan kuliah. Jadi tingkat financial security mahasiswa internasional di Jepang sebenarnya cukup tinggi, lho.
Q: Apakah ada daerah khusus di Jepang yang bisa dijadikan tujuan studi oleh mahasiswa Indonesia yang mencari beasiswa?
A: Mungkin masih banyak orang yang tidak menyadari ini, namun Pemerintah Provinsi Bandung sudah memiliki hubungan kerja sama yang erat dengan Pemerintah Prefektur Shizuoka di industri-industri strategis, seperti manufaktur maupun wisata. Saya merasa ini kesempatan kerja yang sangat baik bagi mahasiswa Indonesia yang memiliki pengalaman belajar di Jepang. Menurut pandangan saya, hubungan kerja sama ini akan semakin meningkat, sehingga belum terlambat bagi calon mahasiswa Indonesia lainnya yang tertarik untuk belajar ke Jepang, khususnya di Shizuoka.
Sudah menemukan informasi tambahan yang kamu butuhkan untuk meraih beasiswa kuliah di luar negeri? Langsung saja daftar untuk konsultasi GRATIS dengan konselor IDP Education mengenai universitas mancanegara yang paling tepat untukmu.
Sumber:
Artikel asli dipublikasikan oleh IndonesiaMengglobal.com
'A non-profit website for Indonesians aspiring to study and or pursue professional opportunities abroad'.