
Sesampainya di London, sulit sekali untuk saya mencari tempat tinggal di Kingston dekat universitas saya. Karena belasan ribu murid datang di saat yang bersamaan untuk mencari tempat tinggal. Saya tidak mau tinggal di akomodasi kampus karena saya butuh privacy dan ketenangan. Akhirnya saya menumpang dulu beberapa minggu di rumah teman SMA saya dulu bersama Budi, yang tinggal istrinya, Wati. Mereka tinggal di East London, sekitar 2 jam dari kampus saya (perjuangan ya :) ).
Di saat yang sama, ada 2 orang teman Wati, Malin (orang Swedia) dan Marina (orang Slovenia) juga menginap untuk menumpang sementara mereka mencari kerja. Di saat yang sama, orangtua Wati datang berkunjung. Jadi kamar Malin isinya Malin, Marina, dan Budi. Lalu bagaimana dengan saya? pertanyaan yang bagus.
Terpaksa saya keluar dari rumah itu selama seminggu. Saya mengepak baju dalam waktu 10 menit untuk bekal seminggu, buru-buru meninggalkan rumah. Sesampainya di luar, barulah saya berpikir…kemana nih saya sekarang??? Saya telfon lah semua teman saya yang saya kenal di London, kebanyakan sedang bepergian keluar kota lah, tidak bisa numpang lah, dll. Untuk menginap di hotel, saya tak punya uang yang cukup untuk itu.
Adalah seorang teman lama saya juga, yang tinggal di Wimbledon. Hari pertama saya menumpang di rumahnya, itu juga malamnya. Saya berkitar-kitar gak jelas seharian dahulu sebelum ke rumahnya. Tetapi besoknya saya terpaksa pindah karena saya merasakan kehadiran saya di sana sedikit mengganggu mereka (teman saya sudah menikah dengan orang asing). Hari kedua dan ketiga, saya pindah ke daerah Kingston, teman saya di kampus. Hari ke-empat dan kelima, saya sampai keluar kota ke Colchester, lokasi University of Essex, untuk menumpang di rumah Adit, adik kelas saya di SMA dulu. Untungnya weekend itu adalah hari Lebaran, dan banyak orang Indonesia yang tinggal di seluruh Inggris datang ke London untuk menginap, demi mendatangi acara Lebaran di Wisma Kedutaan Besar Indonesia. Teman-teman saya datang dari Leeds dan mereka menumpang nginap di rumah James. Saya nebeng juga akhirnya untuk 2 malam, padahal baru kenal.
Pasti Anda berpikir betapa sedihnya hidup saya. Tetapi anda salah, selama seminggu itu, saya sangat menikmati hidup saya. Hidup berpindah-pindah seperti gembel, saya tertawa terbahak-bahak dalam hati. Saya tidak akan bisa melupakan waktu seminggu itu saya terlunta-lunta. Saya tidak berani cerita ke orang tua saya sewaktu saya homeless. Mereka juga agak bingung sebenarnya mengapa saya seminggu itu berpindah-pindah. Waktu itu saya baru sampai di London, jadi hampir tiap hari kami chatting dan mereka selalu tahu kabar saya. Saya baru cerita masalah ini sewaktu saya telah damai kembali ke rumah Budi dan Wati.
Good times
--
Tulisan ini dikutip dari Andryo's Blog.
Andryo, setelah tamat kuliah sukses bekerja selama 2 tahun di sebuah perusahan digital media Inggris. Sekarang ia bertempat tinggal dan bekerja di Sydney, Australia.