
Beasiswa Chevening tentunya tak asing lagi di telinga kebanyakan pelajar Indonesia. Bagi mereka yang bercita-cita kuliah di Inggris, Chevening adalah beasiswa yang sangat diidam-idamkan.
Tapi coba bayangkan jika kalian akhirnya tiba di Inggris dengan beasiswa ini, namun ternyata kalian harus menghadapi lockdown karena COVID-19. Itulah yang terjadi pada Claudia Rosari Dewi, awardee beasiswa Chevening yang memulai kuliahnya di University of Bristol pada tahun 2020.
Berkat pengalamannya kuliah semasa pandemi ini, Claudia tentunya punya perspektif unik dan cerita-cerita menarik mengenai berbagai tantangan yang harus dia hadapi. Untuk kisah lengkapnya, langsung saja simak hasil wawancara tim Hotcourses Indonesia dengan Claudia berikut ini.
Berangkat Kuliah ke Inggris di Masa Pandemi
Q: Hai, Claudia! Sebelum kita mulai wawancaranya, mungkin kamu bisa memberikan perkenalan singkat untuk pembaca Hotcourses Indonesia?
A: Hai! Namaku Claudia Rosari Dewi. Aku saat ini mengambil program MSc Psychology of Education di Inggris, tepatnya di University of Bristol. Aku mengambil program studi ini karena dulu mengambil jurusan S1 Psikologi dan aku mau mengambil pendidikan lebih lanjut di bidang ini.
Q: Kenapa kamu memilih kuliah di Inggris? Ada alasan khusus nggak?
A: Alasan yang paling membuatku tertarik adalah durasi kuliah S2 di Inggris yang cuma setahun. Aku bisa mengeksplorasi lebih banyak lagi setelah studi 1 tahun dan punya kesempatan yang lebih baik lagi. Selain itu, aku punya banyak teman-teman yang sedang kuliah di Inggris.
Alasan ketiga adalah aku menerima beasiswa Chevening yang bisa aku gunakan untuk melanjutkan studi program master di Inggris.
Q: Inggris kan punya segudang institusi pendidikan tinggi yang menawarkan jurusan psikologi. Kenapa kamu akhirnya memilih University of Bristol?
A; Aku memilih University of Bristol karena rankingnya bagus, khususnya untuk bidang psikologi dan pendidikan.
Q: Kamu berangkat ke Inggris pada masa-masa awal pandemi. Apa ada hambatan waktu mengurus visa pelajar?
A: Seingat aku waktu itu memang agak challenging, karena VFS di Jakarta sempat tutup dan agak lama menunggu bukanya. Untungnya proses administrasinya bisa aku jalani dengan baik dengan bantuan dari IDP Education. Jadi semuanya lancar.
Pengalaman Kuliah Saat Lockdown
Q: Ceritain dong pengalaman kamu saat memulai perkuliahan di Inggris dan tiba-tiba ada lockdown?
A: Waktu itu Inggris baru benar-benar mulai lockdown, tapi perkuliahan bisa aku jalani dengan baik karena universitasku menjalankan sistem blended learning. Dengan sistem ini, aku tetap dapat pembelajaran offline dan juga online.
Memang agak struggling, karena aku nggak bisa sering ketemu teman-teman sekelas dan dosen. Walaupun begitu, situasi ini bisa ditangani dengan berbagai fasilitas dari University of Bristol yang mendukung aku untuk belajar dengan baik.
Q: Wah, blended learning ini konsepnya unik ya. Perkuliahan yang kamu jalani dengan sistem ini seperti apa sih?
A: Aku berkomunikasi dengan dosen via Zoom dan lewat meeting secara online dan offline - frekuensinya menurutku cukup balanced. Lalu ada juga banyak kerja kelompok dan tugas individual. Kebetulan di jurusanku jumlah dua jenis tugas ini cukup seimbang.
Q: Selain mengganggu jalannya perkuliahan, pandemi ini tentunya juga menghambat kebebasan dalam bersosialisasi dan mencari hiburan. Gimana cara kamu mengatasi masalah ini?
A: Jujur agak sulit untuk bisa berbaur dan berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Terkadang hal ini membuat aku dan teman-temanku merasa kesepian dan sangat kesulitan dalam menjaga kesehatan mental.
Karena kita kan pasti senangnya bertemu teman-teman dan juga orang baru, serta berjalan-jalan dengan bebas. Tapi pandemi ini membuat semuanya terbatas.
Nah, cara aku dan teman-temanku mengatasi hal ini adalah dengan bertemu via Zoom. Kebetulan aku juga bergabung dengan PPI Bristol & Bath dan kami sering ketemu juga lewat Zoom meeting. Di situ ada ruang untuk cerita-cerita dan saling mendukung satu sama lain meskipun tidak bisa sering bertemu karena lockdown.
Selain fokus pada kuliah, menurutku para pelajar internasional juga perlu banget terjun ke kegiatan di mana mereka bisa mendapat dukungan.
Fasilitas Dari Universitas & Pemerintah Inggris
Q: Tadi kamu sempat membahas dukungan fasilitas dari universitas. Fasilitas-fasilitas yang kamu dapatkan sebenarnya seperti apa ya?
A: Ada banyak banget fasilitas yang disediakan oleh University of Bristol untuk mendukung pembelajaran di masa pandemi ini. Pertama-tama, fasilitas yang sangat aku rasakan adalah dukungan untuk benar-benar menjaga keseimbangan antara belajar dengan kesehatan mental dan well-being.
Para mahasiswa diberikan ruang sebebas-bebasnya jika mereka merasa butuh bantuan untuk bisa berbaur dengan komunitas di universitas. Kalau ada yang merasa sendirian, mereka akan diminta untuk reach out jika mereka butuh teman / orang untuk mendengarkan masalah mereka atau jika mereka mengalami masalah kesehatan mental dan well-being. Pihak universitas sangat terbuka dan suportif mengenai hal ini.
University of Bristol juga banyak menyediakan sumber daya untuk belajar. Selain menyediakan materi pembelajaran yang berlimpah dan kualitasnya bagus, mereka juga membuka kesempatan belajar langsung di kampus dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Contohnya adalah dengan membuka perpustakaan, menyediakan banyak study spaces, dan menciptakan suasana belajar yang baik. Fasilitas lainnya adalah kemudahan untuk menghubungi dosen.
Q: Bagaimana dengan Pemerintah Inggris? Apa mereka juga memberikan fasilitas khusus untuk pelajar internasional?
A: Nah, ini yang paling bikin aku senang banget. Jadi aku dapat 2 dosis vaksin Pfizer di sini. Aku merasa Pemerintah Inggris sangat suportif, terutama dalam bentuk bantuan dukungan kesehatan dari NHS.
Mereka nggak tanggung-tanggung dalam mendukung pelajar internasional. Kalau ada yang belum vaksinasi, mereka akan mengejar-ngejar untuk segera vaksinasi COVID-19.
Tips Beasiswa & Pesan Untuk Pembaca Hotcourses Indonesia
Q: Beasiswa Chevening saat ini lagi buka pendaftaran dari Agustus hingga November 2021. Kamu punya tips yang bisa dibagikan untuk pembaca Hotcourses Indonesia yang mengejar beasiswa ini?
A: Chevening ada tahap esai dan wawancara yang penting. Keduanya akan menentukan apakah kalian bisa mendapatkan beasiswa yang sangat kompetitif ini. Aku berharap teman-teman mempersiapkan esai dengan baik, karena ada 4 kriteria yang sangat dicari oleh panitia seleksi: leadership, networking, study plan dan career plan.
Akan lebih baik lagi kalau kalian punya mentor yang bisa memberikan pandangan soal pilihan kalian kuliah di Inggris dengan beasiswa Chevening. Dengan begitu, esai kalian bisa dipersiapkan dengan lebih maksimal.
Q: Ada pesan untuk teman-teman yang punya cita-cita kuliah di Inggris seperti kamu?
A: Kalau dari pengalamanku, pesannya adalah belajar di Inggris itu sebenarnya menyenangkan. Di sini, mahasiswa diminta untuk lebih banyak belajar secara mandiri dan bisa mencari teman diskusi.
Kalau kalian mau kuliah di Inggris, menurutku niat kalian harus bulat dulu. Karena kalian bisa keteteran kalau nggak benar-benar fokus mau belajar.
Selain mempersiapkan keterampilan academic writing, kalian harus bersiap untuk hidup mandiri, bersiap untuk survive dan bersiap untuk hemat. Lalu kalian juga harus mencari cara untuk menyeimbangkan antara jadwal kuliah yang padat dengan aktivitas sosial dan eksplorasi lainnya selama tinggal di Inggris
Q: Sebelum kita tutup wawancaranya, ada pertanyaan terakhir untuk kamu nih. Bener nggak kamu dulu suka buka-buka situs Hotcourses Indonesia?
A: Dulu orientasiku memang kuliah di inggris. Nah, ketika aku cari di search engine, langsung keluar situs Hotcourses Indonesia. Setelah browsing, aku mendapatkan banyak insight, terutama mengenai kehidupan di luar negeri, cara hidup pelajar internasional, dan langkah-langkah jika aku sudah punya universitas pilihan di Inggris.
Jadi aku punya banyak tambahan materi dari Hotcourses Indonesia untuk mempersiapkan diri sebelum mendaftar program master.
Suka dengan wawancara di atas? Coba simak artikel-artikel lain mengenai studi di Inggris yang menyediakan panduan lengkap kuliah di sana. Kamu juga dapat menemukan cerita-cerita mahasiswa asal Indonesia - mulai dari bagaimana cara mereka meraih beasiswa ke Inggris hingga ke pengalaman mereka mencari kerja di sana.
Bila kamu ingin mendapatkan berita pendidikan internasional terbaru dan informasi terkini dari berbagai universitas di Inggris, pastikan kamu follow semua kanal media sosial Hotcourses Indonesia ya!
Ingin kuliah di Inggris seperti Claudia? Langsung saja daftar untuk konsultasi GRATIS dengan konselor IDP Education yang siap membantumu mendaftar dan kuliah di berbagai universitas unggulan di Inggris.
BACA JUGA:
-
JENIS-JENIS KETERAMPILAN YANG AKAN BANYAK DICARI PASCA PANDEMI
-
WAJIB TAHU: PERINGKAT UNIVERSITAS INGGRIS TAHUN 2022 VERSI COMPLETE UNIVERSITY GUIDE