
Mengambil kuliah jenjang S3 atau PhD di luar negeri sudah pasti memerlukan persiapan yang matang. Karena itu, tim Hotcourses Indonesia selalu berusaha menyajikan info yang bisa membantu perencanaan studimu. Kali ini kami mengundang Adhiguna Kuncoro (Adhi), kontributor Indonesia Mengglobal yang diterima 9 universitas mancanegara ternama, untuk berbagi tips mendaftar & memilih program S3 di luar negeri. Langsung simak kisahnya di bawah ini.
Banyak teman-teman mungkin tengah kuliah S1 atau S2 dan sedang memikirkan langkah apa yang diambil selanjutnya. Salah satu pilihan tentunya adalah bekerja. Pilihan lain adalah melanjutkan studi ke jenjang S3. Karena saya ingin mendalami ilmu lebih lanjut dan menjadi ahli di bidang saya, yaitu intelegensia buatan (artificial intelligence) dan teknologi, saya memilih untuk mengambil S3. Saya percaya bahwa ilmu AI, teknologi, dan big data akan sangat dominan di masa depan.
Di artikel ini, saya akan bercerita lebih lanjut tentang perjalanan saya mendaftar ke berbagai program S3 Computer Science (Ilmu Komputer) di universitas-universitas top dunia. Perjalanan mendalami bidang akademik tentunya tak mudah, serta membutuhkan minat, usaha, konsistensi, dan persiapan dari jauh-jauh hari. Misalnya, pengalaman mengambil kelas-kelas yang relevan dan mengerjakan riset di tahun terakhir S1 akan sangat membantu kalian mempersiapkan diri menempuh pendidikan lebih lanjut.
Pada akhirnya, saya sangat beruntung mendapatkan offer of admission program S3 Computer Science dengan tawaran beasiswa penuh dari 9 universitas: University of Oxford, Stanford University, Harvard University, Carnegie Mellon University, University of Washington, Johns Hopkins University, Georgia Institute of Technology, University of Maryland, dan Alan Turing Institute. Saya akan berbagi tips-tips spesifik yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kemungkinan diterima di program PhD tujuan teman-teman dan bagaimana saya akhirnya memilih kuliah S3 di Oxford.
Kenali & Cermati Calon Pembimbing
Kuliah S3 bukan hanya tentang sekolah, brand, ataupun ranking. Meskipun hal-hal tersebut juga penting, yang paling penting sebetulnya adalah siapa pembimbing atau advisor kalian di program S3 tujuan. Ini penting karena pembimbing akan membantu kalian selama durasi program S3 - mulai dari pertanyaan riset, mengajarkan cara menulis paper, dan mengenalkan kalian kepada jaringan akademisi di bidang kalian (ini sangat berguna saat kalian nantinya mencari kerja sebagai profesor).
Bahkan ada banyak situasi di mana beasiswa yang kalian terima sebenarnya dibayarkan dari dana riset pembimbing kalian, lho! Jadi tak bisa disangkal kalau peran pembimbing benar-benar sepenting itu di perjalanan studi PhD kalian.
Bidang yang saya minati adalah natural language processing dan machine learning - sub-bidang dari intelejensia buatan - yang biasanya berada dibawah departemen Ilmu Komputer. Pada saat pertama mau mendaftar PhD, saya mencari siapa saja profesor-profesor yang risetnya paling berpengaruh sebagai calon pembimbing. Setelah itu, saya melakukan seleksi lanjutan untuk menemukan pembimbing yang juga terkenal baik, suka menolong, serta terbukti menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang berhasil dan sukses.
Untuk mengetahui hal ini, saya melihat situs personal tiap profesor yang saya minati serta melihat profesi dan tempat kerja dari alumni yang pernah dibimbing para profesor tersebut. Saya juga mengikuti internship dengan salah satu profesor yang saya minati untuk mengetahui cara kerjanya dan bisa belajar dari beliau secara langsung.
Selain itu, saya juga berusaha untuk mendapatkan saran dari mahasiswa-mahasiswa yang sedang mereka bimbing. Dari pengalaman saya, biasanya para mahasiswa bimbingan sangat membantu dan siap memberi pendapat jujur tentang pengalaman mereka dengan profesor tersebut. Bila mereka enggan untuk jujur, ini menjadi tanda bahwa profesor tersebut mungkin bukan pembimbing yang baik.
Adhi di Harvard University
Surat Rekomendasi Yang Berguna
Surat rekomendasi adalah hal kedua yang sangat penting untuk memastikan kalian diterima di program PhD pilihan kalian. Di lingkungan saya, masih ada banyak miskonsepsi bahwa surat rekomendasi harus datang dari dosen senior bergelar profesor, dekan, atau dosen yang punya koneksi ke universitas tujuan, dan lain-lain.
Ini salah besar! Hal terpenting dari surat rekomendasi adalah surat tersebut harus datang dari dosen yang benar-benar mengenal dan pernah bekerja langsung dengan kalian. Dengan kata lain, surat detil sepanjang tiga halaman dari dosen pembimbing tesis kalian (biarpun beliau belum bergelar profesor) jauh lebih baik dibandingkan surat rekomendasi pendek dari dekan atau guru besar yang kelasnya hanya pernah kalian ambil sekali, atau bahkan tidak mengenal kalian sama sekali.
Isi surat ini sebaiknya tidak menjelaskan bahwa kalian mendapatkan nilai A di kelas dosen tersebut atau aktivitas kalian di organisasi kampus. Universitas tujuan kalian bisa dengan mudah melihat hal-hal tersebut di transkrip dan CV/resume kalian Isi paling penting dari surat rekomendasi untuk program doktoral adalah penjelasan mengenai kemampuan kalian melakukan riset dengan baik.
Oleh karena itu, ada baiknya teman-teman membuat draft tentang apa saja yang kalian inginkan untuk dibahas dalam surat tersebut sebelum meminta kepada dosen. Jangan lupa untuk mengirim CV lengkap dan tandai apa saja yang harus dosen tersebut perhatikan. Mintalah rekomendasi dari jauh-jauh hari (minimal sebulan sebelumnya) dan jangan malu-malu untuk terus mengingatkan agar beliau tidak lupa.
Persyaratan Standar Untuk Program S3
Selain profesor pembimbing dan surat rekomendasi, kalian tentunya juga harus memperhatikan persyaratan PhD standar lainnya, seperti GRE atau publikasi. Buatlah checklist untuk membantu melacak kemajuan kalian dalam memenuhi semua syarat pendaftaran.
Sedikit tips untuk GRE, sebaiknya kalian cicil dari jauh-jauh hari, terutama untuk bagian verbalnya. Karena untuk mendapatkan nilai bagus, kalian harus menghafal hampir seribu kata-kata advanced dalam bahasa Inggris. Luangkan waktu juga untuk meminta transkrip ke kampusmu.
Untuk kebanyakan program S3 ilmu komputer di Amerika Serikat, mayoritas tenggat waktu pendaftaran jatuh di bulan Desember, biasanya di tanggal 15. Untuk negara-negara lain seperti Inggris, deadline pendaftaran terkadang lebih fleksibel. Namun jika kalian ingin dipertimbangkan sebagai penerima beasiswa dari universitas, deadline-nya biasanya jatuh di bulan Desember atau awal Januari.
Pastikan teman-teman meluangkan waktu yang cukup untuk mempersiapkan pendaftaran, bisa dari beberapa bulan sebelumnya atau bahkan setahun sebelumnya. Terkadang persiapan pendaftaran dan melakukan proofreading untuk semua berkas pendaftaran (baik membaca sendiri maupun dengan bantuan orang lain) sampai kalian benar-benar yakin bisa memakan waktu lama.
Adhi & Aulia di University of Oxford
Memilih Program PhD
Setelah mendaftar (dan banyak berdoa!), pengumuman penerimaan akan keluar di bulan Februari atau Maret. Mayoritas program PhD ilmu komputer di AS tidak memerlukan wawancara, tapi program-program PhD di Inggris biasanya mewajibkan wawancara (umumnya dilangsungkan sekitar bulan Februari).
Dari pengalaman saya pribadi, keputusan memilih program doktoral yang akan saya tempuh merupakan sebuah keputusan yang berat. Di antara 9 universitas yang menerima saya, ada banyak faktor yang betul-betul harus saya teliti. Mulai dari pertimbangan profesor, jumlah kelas yang harus diambil, jumlah mahasiswa di lab profesor tersebut, track record alumni, besarnya nominal beasiswa yang diberikan, sampai dengan ongkos hidup di kota yang akan saya tinggali.
Mungkin mayoritas dari kalian ada pertimbangan pribadi, seperti keluarga dan apakah pasangan kalian bisa mendapatkan pekerjaan di tempat tujuan. Pada awalnya, saya sebetulnya berniat mengambil tawaran untuk kuliah PhD di Harvard University, Boston. Namun berbagai pertimbangan, seperti biaya hidup yang mahal, membuat saya dan pasangan berpikir dua kali untuk mengambil offer dari universitas yang amat bergengsi ini.
Misalnya, asuransi untuk istri dan anak dari Harvard tidak ditanggung oleh beasiswa universitas. Harganya pun mencapai USD10.000 per tahun untuk istri dan satu anak! Selain itu, istri saya Aulia juga merupakan mahasiswi PhD tahun terakhir di University of Cambridge di Inggris. Jadi pindah ke Boston berarti memulai kehidupan akademik yang baru dan berbeda dengan apa yang selama ini sudah dia bangun di Inggris.
Tentunya sudah menjadi tugas kita untuk berencana, namun terkadang memang ada fleksibilitas ataupun faktor-faktor tidak terduga yang dapat diberikan oleh pihak universitas untuk membuat offer mereka lebih menarik. Di saat kami sedang bimbang memilih, ternyata ada kesempatan di mana saya bisa menjalani studi PhD di Oxford sambil bekerja sebagai Research Scientist di DeepMind, salah satu lab intelejensia buatan terbaik di dunia yang berlokasi di London (hanya sekitar satu jam dari Oxford). Hal inilah yang pada akhirnya membuat saya memilih melanjutkan kuliah S3 di Oxford.
Pada akhirnya, program PhD mana yang sebaiknya diambil merupakan pertimbangan yang begitu personal. Saran saya, jangan terbuai hanya dengan brand atau reputasi universitas saja. Kalian juga harus memikirkan seberapa kondusifnya kampus tujuan kalian dan bagaimana program/pembimbing yang kalian pilih dapat membantu kalian meraih karir impian pasca kelulusan. Toh, hidup tidak hanya selesai di PhD kan? Selamat mencoba!
***
Ingin kuliah di Inggris seperti Adhi? Langsung saja daftar untuk konsultasi GRATIS dengan konselor IDP Education yang siap membantumu mendaftar dan kuliah di berbagai universitas unggulan di Inggris. Coba juga alat Pencari Jurusan kami yang bisa menemukan jurusan kuliah dan universitas terbaik untukmu di mancanegara berdasarkan kriteria pribadimu.
Jangan lupa bahwa kamu bisa membaca artikel-artikel kami mengenai studi di Inggris yang menyediakan panduan lengkap kuliah di sana. Kamu juga dapat menyimak cerita para mahasiswa asal Indonesia, mulai dari bagaimana cara mereka meraih beasiswa ke Inggris hingga ke pengalaman kuliah mereka di Negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Bila kamu ingin mendapatkan berita pendidikan internasional terbaru dan informasi terkini dari berbagai universitas di Inggris, pastikan kamu follow semua kanal media sosial Hotcourses Indonesia ya!
BACA JUGA:
Sumber:
Artikel asli dipublikasikan oleh IndonesiaMengglobal.com
'A non-profit website for Indonesians aspiring to study and or pursue professional opportunities abroad'.
Sumber foto:
Dok. pribadi Adhi