
Perbedaan bahasa, budaya, dan tuntutan akademis di Australia ternyata tidak menurunkan semangat mahasiswa Indonesia untuk berkuliah di sana. Buktinya tahun 2015 yang lalu, terdapat 17,000 mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Australia. So, apa sih rahasia yang membuat mereka survive di Australia dan berhasil menjadi lulusan yang sukses?
1. It’s OK to ask for help
Di tahun pertama kuliah, biasanya mahasiswa baru masih belajar menyesuaikan diri dengan bahasa, budaya, lokasi baru dan hal-hal seputar akademis, misalnya cara menulis essai, cara riset untuk menyelesaikan tugas.
Walau sudah lulus IELTS atau TOEFL sesuai dengan skor yang diminta oleh universitas, belum tentu tidak kagok sewaktu pertama kali memasuki kampus. Pertama, Australia memiliki aksen tersendiri, kedua masih belum terbiasa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, sehingga butuh sedikit waktu untuk merespon. Kadang itu membuat canggung, tetapi jangan khawatir. Semakin banyak berlatih akan semakin terbiasa. Sejauh manakah kamu bisa berbaur di Australia? Coba cek di Unilang Skill Checklist.
Sistem dan aturan menulis essai di Australia sangat berbeda. Mereka sangat ketat dalam hal referencing (mengutip). Jika kita mengambil pernyataan orang lain tanpa mengutip sumbernya, maka akan disebut plagiarism (plagiat/menjiplak) dan akan dikenakan sangsi.
Hal ini dapat dihindari dengan mempelajari aturan terlebih dahulu. Banyak universitas menyediakan bantuan untuk ini, baik berupa bimbingan, workshop atau informasi di situs. Contohnya La Trobe University menyediakan file yang dapat didownload di sini supaya mahasiswa terhindar dari plagiarism.
Kampus yang besar bisa membuat mahasiswa baru bingung menemukan ruang kuliah atau ruang tutorial. Akan tetapi tidak perlu terlalu khawatir, karena banyak universitas yang sudah menawarkan solusi untuk ini, misalnya seperti aplikasi ‘Lost on campus’ untuk Android (juga tersedia untuk OS lain). Dengan aplikasi ini, kamu bisa menemukan lokasi dari kafetaria hingga ruang kuliah di universitas kamu.
2. Adapt, Adjust, Adopt
Kamu perlu memiliki Tiga As untuk melewati masa transisi di tahun pertama kuliah di Australia: Adapt (beradaptasi), Adjust(menyesuaikan diri), dan Adopt (mengadopsi).
“Semester pertama adalah masa transisi yang sangat penting”, kata Anthony Siew, mentor yang telah banyak membantu mahasiswa internasional untuk menetap di Australia.
Yang membuat mahasiswa internasional lebih lega adalah, universitas Australia biasanya menyediakan mentor untuk membantu mahasiswa baru menyesuaikan diri. Sehingga biasanya di pertengahan semester pertama, mereka sudah mampu menyesuaikan diri dengan baik, baik untuk pergaulan dan mengikuti pelajaran.
3. Blend in
Amanda Fong dari La Trobe University mendorong mahasiswa internasional untuk bergaul dengan mahasiswa lain. Walau pada mulanya cukup memakan energi, baik itu karena kendala bahasa, topik pembicaraan, rasa canggung dan lain sebagainya, tetap harus berusaha bergaul dan berbicara dengan mahasiswa lain. “Karena dengan demikian kita akan menemukan orang-orang yang berada di ‘perahu’ yang sama dan ternyata kita tidak sendiri. Jadi akan membantu kita merasa lebih nyaman dan percaya diri.”, ujar Amanda.
Selain itu Amanda juga menyarankan homestay atau tinggal bersama mahasiswa Australia. Ini adalah kesempatan bagus untuk melatih Bahasa Inggris dan mempelajari kebudayaan mereka.
Ada banyak kesempatan untuk mencari teman dan berbaur. Mulai dari acara orientasi, aktivitas kampus, perkumpulan mahasiswa, kegiatan olahraga, hingga menjadi relawan.
Banyak mahasiswa yang berkata agak susah bergaul dengan mahasiswa Australia. Untuk ini, Amanda memberikan saran untuk memperkenalkan diri dan memulai percakapan terlebih dahulu. Kemudian bisa menanyakan hal-hal khas Australia, seperti kriket, atau ‘barbie’ (barbekyu).
“Buang rasa malu dan tidak percaya diri. Beranikan diri untuk bertanya dan bergaul. Cobalah untuk tidak bekerja selama 6 bulan pertama sehingga bisa mendedikasikan semua energi untuk kuliah dan berbaur,” saran Amanda untuk mahasiswa baru yang kuliah di Australia.
4. Go out & Find Out
Mahasiswa yang sukses itu umumnya adalah orang yang bisa menyeimbangkan antara akademik dan sosial, dan seseorang yang mau berlatih terus menerus!
Australia merupakan tempat yang sangat megah dan luas dan sangat sayang sekali jika kamu hanya ke sini untuk mendapatkan gelar akademik.
Pergunakan akhir pekan dan waktu liburan untuk menjelajahi negara yang luar biasa ini. Pelajari sejarah warga pribumi Australia. Kunjungi tempat-tempat bersejarah dan taman dan tempat-tempat lainnya di Australia, sehingga kamu bisa mengetahui sekilas mengenai apa saja yang ada di Australia.
Sumber:
KULIAH DI MANA?
Pilihan universitas sangat tergantung pada jurusan yang ingin kamu ambil. Jika kamu belum yakin ingin memilih jurusan apa, kamu bisa mempertimbangkan jurusan-jurusan populer ini. Jika bisnis & keuangan adalah pilihanmu, fakultas bisnis dari La Trobe University adalah salah satu yang terbaik di Australia.
Apa yang membuat La Trobe University salah satu yang terbaik di Australia?
1. Dukungan Karir
Mahasiswa ditawarkan beragam kesempatan pembelajaran praktikal untuk keunggulan kompetitif di pasar kerja, termasuk magang dan Work Integrated Learning (WIL)
2. Program Magang dan Work Integrated Learning
Program Magang dan Work Integrated Learning/ WIL (Pembelajaran yang terintegrasi dengan kerja) adalah integrasi dari teori pendidikan dan pengalaman di tempat kerja.
Dalam program magang dan WIL, mahasiswa menyelesaikan kurun waktu yang telah ditetapkan di lingkungan kerja untuk tujuan pendidikan. Mahasiswa biasanya menghabiskan antara 100-200 jam di tempat kerja dan diharapkan untuk menyelesaikan penilaian berdasarkan pengalaman.
3. Experience Based Learning
Experience Based Learning (ExBL) atau Pembelajaran Berbasis Pengalaman memungkinkan mahasiswa menjelajahi konsep berbasis teori dengan cara yang relevan terhadap masalah riil industri. Akan tetapi, tidak selalu terjadi di tempat kerja. Misalnya, mahasiswa dapat menghadiri kuliah dosen tamu atau kunjungan lapangan ketimbang berada di tempat kerja. Terdapat beragam kesempatan ExBL.
4. Pembelajaran Terkait Industri
Pembelajaran ini merujuk pada praktek pengajaran yang menghubungkan pengalaman belajar mahasiswa dengan keahlian dan pengetahuan industri yang relevan. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan atau tanpa hubungan langsung dengan industri. Sebagai contohnya adalah dengan menggunakan studi kasus.
5. Bimbingan dan Pemantuan
Bimbingan merujuk pada hubungan pengembangan pribadi dimana ahli yang lebih berpengalaman di industri membantu yang lebih kurang berpengalaman, seperti mahasiswa. Proses ini bisa dilakukan dalam bentuk formal maupun informal.
Pemantauan menyediakan mahasiswa kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan pemahaman terhadap tukas pekerjaan tertentu melalui pengamatan langsung.
6. Simulasi Kerja
Simulasi bertujuan untuk mereka-ulang tempat kerja riil atau proyek kerja dalam bentuk tugas dan budaya. Berada di dalam lingkungan pembelajaran universitas, mahasiswa akan terlibat dalam simulasi untuk mereka ulang operasi dunia riil.