National University of Singapore memperkenalkan sistem kelulusan baru mulai tahun pertama
National University of Singapore mulai meniadakan sistem penilaian bagi seluruh mahasiswa tahun pertamanya. Hal ini sedang menjadi topik hangat di universitas-universitas terbaik seperti Massachussets Institute of Technology (MIT), sistem ‘tanpa nilai’ baru ini dipercaya mampu mendorong pelajar untuk berkembang dan cara pembelajaran melalui pengalaman yang tidak dibatasi dan diukur dengan nilai.
‘Menurut kami, penting untuk merubah pola pikir yang menganggap fokus berlebih pada nilai merupakan hal terpenting, yang dapat berlawanan dengan pembelajaran yang sebenarnya,’ ujar rektor NUS Profesor Tan Chorh Chaun dikutip The Strait Times.
‘Penilaian-dengan Lulus atau Tidak Lulus- masih tetap ada. Namun ini hanya sebagai patokan bagi pelajar untuk mengetahui sejauh mana mereka menguasai suatu mata kuliah.’ Sebab lainnya adalah untuk mengurangi keinginan berkompetisi antara pelajar dan mendorong untuk mendapat nilai yang lebih baik dengan kolaborasi di antara mereka.
Sistem ini sudah diberlakukan oleh fakultas medis NUS, dan akan diikuti oleh fakultas lainnya secara bertahap, seperti fakultas hukum dan tehnik selambat-lambatnya tahun depan. Skema ini direncanakan akan berjalan pada tahun akademik berikut mulai bulan Agustus, namun dibutuhkan beberapa tahun untuk dapat diimplementasi secara penuh.
Mahasiswa NUS tahun pertama akan mendapatkan tanda ‘lulus’ atau ‘tidak terdata’ pada semester pertama mereka, dan sebuah A, B, C, atau ‘tidak terdata’ pada semester kedua. Hanya nilai yang menyatakan lulus yang akan dimasukkan untuk perhitungan IPK.
Menteri Pendidikan Singapura mendorong kebudayaan akademik tanpa nilai, hal ini terlihat dari penghapusan kebijakan penilaian di sekolah menengah negeri Singapura. Banyak sekolah sudah mengimplementasi strategi dan program baru yang dapat mendorong pembelajaran berdasarkan karakter dan komunikasi antara pelajar.
Segala perbaikan masih terus dilakukan, pihak pengajar mengatakan bahwa perubahan ini cenderung berjalan lambat, karena universitas bekerja melawan kebiasan sosial yang sudah tertanam lama dalam pencapaian akademis.
Jelas saja sulit untuk menghilangkan sepenuhnya esensi dari nilai: nilai tetap menjadi indikasi akan pencapaian dan digunakan baik untuk menjamin kemudahan memasuki dunia kerja dan demi pekerjaan bergaji tinggi. Tanpa adanya nilai, pelajar akan merasa tidak terjamin akan perkembangan pembelajaran mereka.
Keluhan lainnya adalah pemikiran bahwa pelajar akan menjadi kurang termotivasi untuk belajar tanpa adanya nilai bagus sebagai penghargaan. Namun, dampak pada sistem yang diberlakukan di Yong Loo Lin School of Medicine tahun 2012 menunjukkan hal sebaliknya.
‘Pelajar menjadi lebih berkolaborasi satu sama lain, dan memiliki fokus yang lebih besar pada pembelajaran nyata,’ tutur Tan kepada The Straits Times. Mahasiswa fakultas medis NUS saat ini telah menyelesaikan 2 tahun pertama perkuliahan mereka dengan menggunakan sistem lulus-tidak lulus. Penelitian pada tahun 2006 yang dilakukan oleh US National Library of Medicine menemukan hasil serupa dimana para mahasiswa fakultas medis yang dinilai berdasarkan sistem lulus-tidak lulus memiliki tingkat stres yang lebih sedikit dan lebih mampu bekerja sama dalam kelompok.
Mata kuliah pendidikan umum di NUS juga dapat dievaluasi kembali dengan maksud untuk menyediakan pendidikan yang lebih sesuai lagi bagi mahasiswa. Mahasiswa saat ini diwajibkan mengambil 2 mata kuliah tersebut, begitu juga dengan 2 mata kuliah di luar konsentrasi perkuliahan mereka.
Catatan bagi mahasiswa
Ingatlah bahwa perkuliahan dinilai berdasarkan beberapa cara, yakni tugas tertulis dan esai, praktek, ujian, presentasi, dll. Maka pada saat mencari informasi mengenai perkuliahan, Anda juga harus mencari tahu bagaimana sistem penilaiannya untuk menyesuaikan dengan kemampuan Anda. Anda dapat menghubungi universitas bersangkutan melalui situs kami.
Tanya-tanya dengan Eduguru
