
Menjalani komitmen menjadi seorang mahasiswa internasional bukanlah suatu perkara yang mudah. Ada banyak hal yang bisa membuat proses studimu terkendala, mulai dari masalah yang terkait ranah emosional, masalah keuangan, masalah penurunan motivasi, hingga perasaaan FOMO (Fear of Missing Out).
Lantas, seperti apa sih dampak dari setiap masalah itu terhadap kehidupan akademis mahasiswa internasional? Lalu, bagaimana cara mengatasi berbagai tantangan tersebut?
No worries! Di artikel ini, kamu bisa intip penjelasan lengkap serta strategi-strategi yang bisa kamu lakukan jika mengalami salah satu dari masalah tersebut ketika studi di luar negeri!
Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Internasional
Kendala Emosional Mahasiswa Internasional
Homesick (Kangen Rumah)
Banyak mahasiswa Indonesia yang berani mengejar cita-cita kuliah di luar negeri, tetapi di tengah perjalanan studi, sering muncul masalah yang dikenal sebagai "homesick" atau rasa kangen rumah. Homesick ini bukan sekadar rasa kangen rumah biasa; melainkan perasaan yang mendalam dan seringkali menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi bagi mahasiswa internasional.
Homesick muncul karena mahasiswa harus menjauh dari keluarga, teman-teman, dan bahkan cita rasa makanan Indonesia yang kaya rempah. Mereka merasa terpisah dari lingkungan sosial dan tempat yang selama ini mereka anggap sebagai rumah.
Gejala homesick mencakup depresi, kesedihan, kecemasan, mudah terpancing emosi, dan perasaan kehilangan terhadap lingkungan yang biasanya mereka anggap sebagai tempat yang nyaman.
-
Penyebab Homesick
Ada beberapa faktor yang dapat memicu homesick pada mahasiswa internasional. Salah satu faktor utama adalah perubahan yang besar dalam semua aspek hidup, termasuk bahasa yang digunakan, kebiasaan baru, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Perbedaan besar ini seringkali membuat mahasiswa internasional merasa malu dan cemas ketika harus berinteraksi dengan teman-teman barunya, yang seringkali memiliki budaya yang berbeda.
Selain itu, perbedaan cuaca yang ekstrim juga dapat berpengaruh, terutama jika mahasiswa tersebut pindah dari negara beriklim tropis ke negara dengan iklim yang sangat berbeda. Cuaca dingin yang membuat orang-orang cenderung memilih untuk tinggal di dalam rumah ini bisa menyebabkan perasaan terisolir pada mahasiswa internasional. Tentunya hal ini juga berpengaruh terhadap kesehatan mental mahasiswa internasional tersebut.
-
Strategi Mengatasi Homesick
Jika kamu mengalami homesick ketika studi di luar negeri, kamu bisa mencoba beberapa strategi berikut ini:
-
Mengikuti klub atau UKM di universitas sesuai dengan minat. Mengisi kegiatan dengan aktivitas positif dapat membuatmu produktif dan tidak berlarut-larut dengan rasa kangen rumahmu.
-
Jangan hanya diam di apartemen atau asrama saja. Semakin kamu menarik diri dari pergaulan, rasa homesick-mu akan semakin besar. Ayo keluar dan pergi berpetualang mengunjungi berbagai lokasi atau tempat menarik di negara tujuan studimu! Kamu bisa mengajak teman kampus atau sesama mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di sana.
-
Keep contact dengan teman dan keluarga melalui telepon atau WhatsApp juga dapat membantu mengurangi rasa kangen kepada keluarga atau teman. Jika ternyata ada perbedaan zona waktu yang cukup jauh, kamu bisa mengatur waktu atau janjian untuk saling kontak jam berapa.
-
Kangen masakan Indonesia? Artinya kamu harus coba isi waktumu untuk berkunjung ke restoran Indonesia atau Asia yang ada di negaramu.
-
Melakukan berbagai kegiatan yang terkait kesadaran diri, seperti yoga atau meditasi juga dapat membantu mengatasi homesick loh!
Merasa Terasing (Feeling Isolated)
-
Bagaimana Perasaan Terasing Itu?
Salah satu masalah lain yang sering dihadapi oleh mahasiswa internasional adalah perasaan terasing. Coba bayangkan, ketika kamu sedang di kampus, tiba-tiba kamu merasa kesepian saat melihat ke sekeliling dan asing dengan semua hal disini. Hal tersebut akan membuatmu merasa seakan kamu hanya seorang diri dan tidak punya teman. Tentunya, hal ini bukanlah pengalaman yang menyenangkan, bukan?
Kadang kala, sebagai pendatang baru di suatu negara kita mungkin jadi terlalu over self-conscious. Kamu merasa bahwa perlakuan penduduk lokal kurang ramah. Kamu juga mungkin merasa kurang diterima oleh teman-teman jurusanmu karena berasal dari negara lain. Perasaan ini biasanya muncul karena kamu mengalami hambatan bahasa dan merasa bahwa sulit beradaptasi dengan budaya di negara yang baru untukmu.
-
Strategi Mengatasi Perasaan Terasing
-
Mengubah sudut pandang:
Meskipun emosi dan perasaan yang kamu miliki itu valid, namun kadang-kadang kenyataan bisa berbeda dengan apa yang kamu persepsikan. Sering kali, justru sebenarnya mahasiswa lokal tidak bermaksud membuat mahasiswa internasional merasa tidak diinginkan dalam budaya mereka. Sama seperti kamu yang sedang beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-temanmu juga mungkin sedang beradaptasi bagaimana caranya untuk bisa bergaul dengan mahasiswa internasional sepertimu.
-
Mencoba berteman dengan orang lokal:
Salah satu cara untuk mengatasi perasaan terasing adalah dengan mencoba untuk berteman dengan setidaknya satu orang lokal. Meskipun ini mungkin terdengar seperti tugas yang mudah, membangun hubungan yang bermakna lintas batas budaya memerlukan upaya. Hubungan ini dapat membantu mahasiswa internasional merasa lebih aman dan nyaman di negara baru, alih-alih merasa terasing dan canggung.
-
Memahami diri dengan baik
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan lingkungan baru, mahasiswa internasional dapat merencanakan strategi yang lebih efektif untuk beradaptasi dengan cepat dan merasa nyaman dalam lingkungan baru yang mereka hadapi. Selain itu, mengatasi perasaan terasing juga membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi dengan upaya yang tepat, mahasiswa internasional dapat menghadapinya dengan lebih baik.
Masalah Keuangan
Kehidupan mahasiswa internasional seringkali diwarnai oleh masalah keuangan. Terlepas dari upaya terbaik dalam merencanakan keuangan, seringkali godaan untuk nongkrong lebih sering atau berbelanja berlebihan muncul. Keputusan-keputusan kecil ini dapat berdampak besar pada kondisi keuangan mahasiswa internasional.. Di luar negeri, tantangan harga yang lebih tinggi, seperti harga makanan olahan asal Indonesia yang melambung, semakin membuat mereka kesulitan untuk mengelola keuangan apalagi menabung.
-
Penyebab Kekurangan Uang
Kekurangan uang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama-tama, mahasiswa menghadapi perubahan besar dalam semua aspek hidup ketika pindah ke negara baru. Ini termasuk perubahan bahasa, kebiasaan, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Perbedaan besar ini seringkali membuat mahasiswa merasa malu, cemas, atau bahkan kesepian, sehingga cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk menciptakan pengalaman positif.
Selain itu, perubahan cuaca yang ekstrim juga dapat mempengaruhi keuangan mahasiswa. Pindah dari negara beriklim tropis ke negara dengan iklim yang sangat berbeda dapat memerlukan pengeluaran tambahan untuk pakaian dan peralatan. Secara ilmiah, suhu dingin dan kurangnya sinar matahari dapat mempengaruhi emosi manusia dan menyebabkan keinginan untuk menghabiskan lebih banyak uang.
-
Strategi Mengatasi Kekurangan Uang
Untuk mengatasi masalah kekurangan uang, ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan, yakni:
-
Sisihkan Dana Cadangan di Rumah:
Sebelum berangkat studi di luar negeri, pertimbangkan untuk menyisihkan dana cadangan ekstra di rumah dan memberikan akses keuangan tersebut kepada orang tua. Hal ini akan membantu jika kamu memerlukan dana tambahan dalam situasi darurat.
-
Pertimbangkan Pekerjaan Paruh Waktu:
Untuk sebagian mahasiswa internasional, uang bulanan yang mereka terima mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sebulan penuh, sehingga mencari pekerjaan paruh waktu menjadi opsi. Meskipun ini bisa membuat proses adaptasi semakin rumit, terutama dengan tuntutan akademik yang tinggi, tetapi ini adalah cara untuk mengatasi kekurangan uang.
-
Catat Pengeluaran Bulanan:
Selain itu, mencatat pengeluaran bulanan adalah langkah bijak. Dengan mencatat setiap pengeluaran, kamu dapat mengidentifikasi pengeluaran yang penting dan pengeluaran yang bersifat hiburan. Hal ini membantu dalam perencanaan keuangan yang lebih baik dan mengarahkan dana ke hal-hal yang benar-benar penting.
-
Ajukan Beasiswa
Sebagian besar kampus di luar negeri memiliki fasilitas bantuan pembiayaan kuliah ataupun beasiswa kepada mahasiswa internasional. Jika prestasi akademis dan non-akademismu bagus, kamu berkesempatan besar untuk mendapat beasiswa dari kampus. Tentunya beasiswa ini bisa membantu mengatasi masalah keuanganmu selama studi di luar negeri.
Untuk tahu universitas dan program beasiswa yang tersedia, kamu bisa cek di laman informasi beasiswa berikut ini.
Masalah Motivasi yang Menurun
Dengan banyaknya perubahan yang terjadi dalam hidup seorang mahasiswa internasional sejak pindah ke negara lain, ia mungkin merasa kewalahan dan terlalu sibuk dengan proses adaptasi. Di kasus lain, pada beberapa mahasiswa internasional lain justru bisa saja merasa terlalu bersemangat menjalani hari-hari barumu sebagai mahasiswa internasional di negeri impianmu. Mereka jadi aktif melakukan berbagai kegiatan menarik di luar kampus sampai teman-teman baru yang menyenangkan dan terkadang jadi lupa tugas utama mereka di luar negeri.
Meskipun konteksnya berbeda, namun ada kesamaan dalam dua kasus tersebut. Di kedua kasus tersebut, mahasiswa internasional kehilangan motivasinya untuk mengerjakan studi atau belajar meskipun penyebabnya berbeda.
Tentunya masalah hilangnya motivasi ini tidak bisa dianggap sepele, sebab motivasi berprestasi memiliki pengaruh sangat besar terhadap prestasi atau pencapaian akademis mahasiswa. Kamu tentu tidak ingin prestasi akademismu di luar negeri biasa-biasa saja bahkan cenderung jelek kan?
Agar prestasi akademismu baik, namun kamu juga bisa menikmati berbagai pengalaman menarik selama studi, kamu perlu memperbaiki motivasimu untuk kuliah. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengatasinya:
-
Sadari masalahmu
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menyadari dan mengakui bahwa kamu memang mengalami masalah penurunan motivasi. Ketika kamu sudah mengakui hal tersebut, akan lebih mudah bagimu untuk mendorong dirimu sendiri untuk kembali bergerak sesuai dengan target dan rencana studi yang kamu buat jauh-jauh hari.
-
Fokus kembali ke tujuan utama
Ada alasan kenapa judulnya kuliah di luar negeri, jadi pastikan kamu selalu ingat untuk belajar selama di luar negeri. Karena judulnya kuliah, penting bahwa kamu tetap berkomitmen untuk kuliahmu (jika tidak, kamu mungkin kehilangan beasiswamu, jeblok nilai rata-rata nilai, atau dikeluarkan dari program!).
-
Susun Planning
Jadi apakah kamu boleh bersenang-senang selama studi di luar negeri? Tentu saja boleh. Kamu tidak boleh melewatkan kesempatan untuk mendapat pengalaman mengunjungi berbagai tempat menarik di negara tujuan studimu. Namun, lakukan perjalanan atau wisata pada saat liburan saja. Saat semester sedang berjalan, kamu cukup berwisata ke lokasi yang dekat dan dapat ditempuh dalam waktu 1-2 jam perjalanan saja.
FOMO (Rasa Takut Ketinggalan)
-
Apa itu FOMO?
FOMO, atau rasa takut ketinggalan, adalah kondisi di mana seseorang merasa takut untuk tidak ikut serta dalam apa yang sedang "trending" atau populer. Mahasiswa internasional juga dapat mengalami FOMO, baik di lingkungan pertemanan dekat maupun dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terkadang, melihat teman-teman yang berkumpul atau merayakan acara di media sosial dapat menyebabkan perasaan cemas dan kekhawatiran akan ketinggalan berita.
-
Cara Mengatasi FOMO
Untuk mengatasi perasaan FOMO, pertimbangkan beberapa strategi berikut:
-
Penggunaan Internet yang Bijak: Mengurangi waktu yang dihabiskan di internet, terutama di media sosial, dapat membantu menghindari perasaan FOMO. Alihkan fokus pada pengalaman pribadi daripada terlalu khawatir tentang apa yang orang lain lakukan.
-
Hargai Keunikanmu: Menghargai diri sendiri dan pengalaman pribadi dapat membantu mengurangi perasaan perlu untuk "ikut-ikut." Percayalah pada pilihan dan minat pribadimu daripada hanya mengikuti tren demi mendapatkan persetujuan sosial.
-
Pertahankan Fokus pada Tujuan: Dengan mempertahankan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan, mahasiswa internasional dapat menghindari godaan untuk terlibat dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan rencana atau tujuan mereka. Ini membantu mereka tetap konsisten dengan visi dan prioritas mereka sendiri.
-
Temukan Hobi dan Eksplorasi Diri: Menemukan hobi dan terus belajar dapat membantu mahasiswa merasa lebih terhubung dengan diri sendiri dan kurang cenderung terpengaruh oleh apa yang orang lain lakukan. Ini memungkinkan mereka merasa lebih puas dengan aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi diri mereka sendiri.
Dalam menghadapi berbagai tantangan yang sering dihadapi oleh mahasiswa internasional, seperti homesick, kekurangan uang, dan FOMO, perjalanan studi di luar negeri menjadi sebuah pengalaman berharga yang dapat membentuk karakter dan kematangan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah-masalah ini dan strategi yang efektif, mahasiswa internasional dapat mengatasi setiap rintangan dan meraih kesuksesan dalam studi mereka di negeri yang baru.
Semoga pengalaman ini memberi inspirasi dan pertumbuhan bagi setiap mahasiswa internasional, membawa mereka lebih dekat pada pencapaian impian dan tujuan akademis mereka. Selamat menjalani perjalanan studi yang penuh prestasi!
Jadi, sudah kebayang kan masalah apa saja yang mungkin muncul ketika kamu studi di luar negeri? Mau tahu bagaimana cara kuliah di luar negeri dan tips-tips bermanfaat lainnya? Jangan ragu untuk konsultasi ke konselor kami ya!