Informasi penting
Study abroad: Before you leave

Kisah Nanak Hikmatullah: Persahabatan Internasional Itu Membuka Mata

Baca kisah Nanak yang mendapatkan beasiswa di Amerika serta persahabatan internasional yang membuka matanya.

Nanak Hikmatullah persahabatan internasional membuka mata

"Saya dekat dengan beberapa professor di Humboldt State University. Karena begitu dekatnya, dengan mata berkaca-kaca dua professor memeluk erat saya di hari terakhir kuliah. Sungguh pengalaman yang luar biasa."

 

Nama saya Nanak Hikmatullah. Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana di selatan Sukabumi, di sebuah desa yang sangat terpecil, dan tertinggal. Sekolah dasar cuma ada satu dan tidak ada sekolah menengah. Oleh karena itu, saya pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolah dari SMP sampai perguruan tinggi. Di Bandung saya belajar di STBA YAPARI-ABA dan lulus cum laude pada tahun 2013.

 

Di tahun 2011, saya bersama 9 orang mahasiswa dari seluruh Indonesia terpilih sebagai delegasi dari Indonesia untuk belajar di Amerika Serikat dengan beasiswa. Setelah menjalani serangkaian proses selama hampir 6 bulan, saya akhirnya terdaftar menjadi mahasiswa Bahasa Inggris dan Ilmu Politik di Humboldt State University, sebuah kampus yang hijau dan asri di bagian utara California.

 

Banyak orang berkata bahwa kita tidak akan pernah mengerti seratus persen akan sebuah kondisi kalau kita belum pernah menjadi bagian dari kondisi tersebut. Saya setuju sekali karena begitu banyak pendapat dan stereotip yang salah mengenai sebuah negara dan warganya. Banyak hal yang berbeda dari apa yang saya dengar dan baca sebelumnya.

 

Saya mendapati bahwa Amerika Serikat adalah sebuah negara yang pluralis, yang menjunjung tinggi hak dan kebebasan setiap individunya. Saya juga melihat bahwa Amerika tidak seburuk yang sering media beritakan. Banyak warga Amerika yang begitu ramah dan bersahabat terhadap para pendatang. Bahkan saya banyak mendapat teman yang menjadi sahabat dekat dan kenal dengan beberapa keluarga Amerika yang selalu mengundang saya untuk datang kerumahnya, meskipun hanya sekedar makan malam atau tukar cerita.

 

Selain itu, yang paling penting adalah mengenai sistem belajar dimana sistem belajar di Amerika Serikat sudah sangat maju. Saya belajar banyak mengenai metode belajar dan mengajar para professor di sana, karena memang saya ingin menjadi seorang dosen. Saya mendapati bahwa para professor di Amerika sangat menghargai setiap kemampuan individu mahasiswanya dan memperlakukan mereka sebagai seseorang yang sedang belajar dan perlu bimbingan. Saya dekat dengan beberapa professor, karena mereka selalu menyempatkan waktu untuk berbicara dengan mahasiswanya diluar jam kelas. Saya pergunakan kesempatan itu untuk ‘mencuri’ banyak ilmu dari mereka. Karena begitu dekatnya, dua professor saya sampai berkaca-kaca dan memeluk erat saya di hari terakhir kuliah. Sungguh pengalaman yang luar biasa.

 

Dari segi persahabatan, saya mendapat banyak teman dekat dari berbagai negara, terutama teman satu program karena kita selalu bersama-sama dari masa awal kuliah sampai akhir. Bahkan kita sering bepergian bersama pada musim liburan. Selalu ada kebanggaan tersendiri ketika kita bepergian dan ada orang yang bertanya “where do you guys come from?”, dan dengan bangganya kami menjawab nama negara kami masing-masing. Sampai kami pulang ke negara masing-masing, kami membuat sebuah group di Facebook dan Whatsapp dengan nama “Sweet Family”, dimana kita masih sering chatting dan saling tukar photo dan pesan suara tanpa mengenal perbedaan waktu dan tempat. Persahabatan internasional itu sangat menakjubkan dan membuka mata bahwa seberapa berbeda pun kita, kita tetap manusia yang punya rasa takut, punya selera humor dan membutuhkan satu sama lain.

 

Belajar ke luar negeri adalah hak siapa saja. Darimanapun kalian berasal, mimpi kalian itu valid, tak perlu melihat kondisi sosial kita. Bagi yang kurang mampu, informasi beasiswa untuk sekolah keluar banyak di internet. Asal kita mau berusaha dan tentunya berdoa, tak ada yang mustahil sebenarnya. Mulai dari sekarang dalami apa yang kita sukai dan lihat sekeliling apa yang bisa kita bantu dan perbaiki. Tetapkan sebuah tujuan dan pelajari bahasa Inggris dengan baik.

 

"It’s time for you guys to go abroad, change yourselves and grab any opportunities the world offers you. Don’t forget to return to Indonesia and be the agent of change!"

 

 

Apakah kamu ingin kuliah di luar negeri juga? Konsultasi sekarang dengan IDP Education yang merupakan bagian dari Hotcourses Indonesia.

 

 

Kisah nyata ini ditulis oleh Nanak Hikmatullah

Pecinta Robin van Persie ini sekarang bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di Wall Street English dan Internasional English School (Pearson). Kuliah di luar negeri membuat Nanak menjadi guru yang handal, karena pengalaman tersebut membantu dia untuk terbiasa berinteraksi dengan pelajar asing dan pendatang.

 

Kunjungi Blog Nanak: https://greatpersie.wordpress.com/

 

Wajib dibaca