Informasi penting
Study abroad: Before you leave

LANGSUNG MENGAMBIL S2 SETELAH LULUS S1: YES OR NO?

Langsung Mengambil S2 Setelah Lulus S1: Yes or No?

Salah satu pertanyaan yang sering terlintas di benak para mahasiswa S1 tingkat akhir adalah apakah mereka perlu langsung mengambil program S2 setelah kelulusan. Di satu sisi, gelar master/magister bisa memberi nilai tambah pada CV-mu. Namun, di sisi lain, mendapatkan pengalaman kerja nyata sebelum melanjutkan studi juga punya kelebihan tersendiri. Kali ini, kontributor Indonesia Mengglobal, Steffen Hadi, akan membagikan opininya mengenai pertanyaan ini berdasarkan pengalaman pribadinya.


Pendidikan tinggi memang merupakan investasi untuk masa depan. Tapi apakah para pihak pemberi kerja benar-benar memberi nilai ekstra untuk pemilik gelar master? Apakah kamu perlu segera mengambil gelar ini setelah menyelesaikan S1? Bagaimana cara dunia kerja membandingkan antara kualifikasi gelar master dengan pengalaman kerja nyata? Pertanyaan-pertanyaan ini sudah sering ditanyakan, tetapi jawabannya akan berubah secara konsisten mengikuti tren dan perkembangan pasar.

 

 

Unduh brosur universitas favoritmu di seluruh dunia

Jadi Apa Langkah Yang Harus Diambil Setelah Lulus S1?

 

Menurut saya, satu-satunya jawaban yang pasti untuk pertanyaan di atas adalah mencari pengalaman kerja terlebih dahulu. Inti dari gelar master adalah untuk mengambil spesialisasi / menambah pengetahuanmu dalam bidang tertentu. Jadi saya menyarankan mengambil gelar ini kalau kamu memang memerlukan pengetahuan mendalam tersebut untuk rencana masa depanmu.

 

Kalau kamu mengambil gelar master tanpa bekerja terlebih dahulu, maka pilihanmu di masa depan akan menjadi lebih terbatas. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, program master adalah program studi untuk meraih spesialisasi di bidang tertentu. Jadi dengan mengambil program master dalam bidang pilihanmu, kamu bisa dikatakan tertarik dan ingin mengkhususkan diri dalam bidang ini baik secara akademis dan profesional. 

 

Jika ternyata pilihanmu untuk S2 adalah bidang yang sesuai passion-mu, artinya kamu sudah membuat pilihan yang tepat. Sayangnya ini bukan pengalaman yang universal, karena banyak individu yang mengambil gelar master tanpa memiliki pengalaman kerja akhirnya justru mencoba berpindah bidang setelah lulus. Ini wajar terjadi, karena mereka memang tidak pernah terlibat langsung dalam industri yang berhubungan dengan bidang studi pilihan mereka. Akibatnya, mereka tidak tahu apakah mereka benar-benar menyukai industri tersebut dan tidak mengerti apakah ilmu yang mereka dapatkan relevan dengan situasi saat ini di dunia kerja.

 

Selain itu, kamu akan kehilangan kesempatan mendapatkan lebih banyak pengalaman jika langsung mengambil S2. Saat menjalani program master, kamu akan banyak membahas kasus nyata dari dunia kerja dan kamu akan lebih mudah memahaminya kalau sudah memiliki pengalaman kerja. Karena itu, kecuali kamu memang benar-benar ingin memiliki gelar master, saya sarankan untuk tidak mengambilnya langsung setelah lulus S1. Berikanlah dirimu waktu untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata - dari situ kamu pasti akan bisa menemukan bidang khusus yang kamu sukai dan juga banyak dibutuhkan di industri pilihanmu.

 

Saya sendiri bekerja sekitar 5 tahun setelah lulus S1 Hukum. Dari pengalaman kerja ini, saya bisa mengetahui berbagai keahlian yang dibutuhkan klien dan juga minat saya sendiri. Semua informasi ini membantu saya memutuskan untuk mengambil program LL.M. di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

 

 

Steffen Hadi di upacara wisuda sekolah hukum University of Pennsylvania

Steffen Hadi di upacara wisuda sekolah hukum University of Pennsylvania

(Foto: Dok. pribadi Steffen Hadi)

 

Temukan kisah inspiratif tentang studi dan berkarir di luar negeri di Indonesia Mengglobal

 

Apakah Saya Akan Kalah Bersaing Di Bursa Kerja Tanpa Gelar S2?

 

Dalam pengalaman saya, banyak pemberi kerja justru menyukai fresh graduate S1 karena mereka dapat 'dibentuk' sesuai dengan kebutuhan industri pada saat itu. 


Keuntungan menjadi lulusan baru adalah kamu tidak perlu memiliki banyak prestasi dan gelar di CV-mu. Dengan gelar sarjana yang tepat dan nilai yang baik, kamu sudah siap untuk memasuki dunia kerja. Pihak pemberi kerja akan siap mendidik dan melatihmu menjadi pelaku industri yang cocok untuk situasi terkini di dunia kerja. Kalau menggunakan perumpamaan, pihak pemberi kerja akan menyamakan fresh graduate dengan tanah liat yang siap dibentuk untuk menjadi porselen. 

 

Di sisi lain, ada anggapan bahwa orang-orang yang memiliki gelar master telah 'terbentuk' oleh dunia akademis dan akan sulit untuk dilatih ulang oleh pihak pemberi kerja. Contohnya, kamu bisa memasuki industri perbankan sebagai fresh graduate S1 dari jurusan apapun. Tapi kalau kamu misalnya memiliki gelar master dalam bidang ekuitas swasta, maka tim rekrutmen bank harus mempertimbangkan apakah mereka saat itu membutuhkan ahli ekuitas swasta dan kamu harus bersaing dengan kandidat-kandidat lain yang juga ahli dalam bidang tersebut.


Saya ingin menutup artikel ini dengan satu pesan khusus: hidup bukan hanya tentang belajar. Setelah tiga atau empat tahun belajar untuk mendapatkan gelar S1, sangatlah normal untuk berpindah lingkungan memasuki kehidupan kerja. Bersenang-senanglah, jelajahi minat dan passion-mu, serta nikmati gaji hasil jerih payahmu. Setelah beberapa tahun, kalau kamu merasa bosan dengan pekerjaan kantor, maka mengambil gelar master dapat menjadi sarana untuk refreshing dan mempersiapkan diri untuk tantangan baru dalam dunia kerja. Jadi jangan terlalu membebani pikiranmu dengan target langsung mengambil S2 setelah lulus S1.

 

Sudah menemukan inspirasi untuk perencanaan kuliah di luar negeri setelah membaca artikel di atas? Jangan lupa daftar untuk konsultasi GRATIS dengan konselor IDP Education yang selalu siap membantumu menemukan universitas dan jurusan kuliah terbaik untukmu di mancanegara.

 

Daftar sekarang untuk konsultasi GRATIS!

Sumber:

Artikel asli dipublikasikan oleh IndonesiaMengglobal.com

'A non-profit website for Indonesians aspiring to study and or pursue professional opportunities abroad'.

Mencari jurusan

Pilih negara
Pascasarjana

Wajib dibaca