
PENYEBAB STRESS MAHASISWA
Kehidupan di universitas bisa saja sangat menyenangkan, tetapi tentu saja ada waktu-waktu dimana mahasiswa merasa stress. Terutama mahasiswa baru yang harus menyesuaikan diri dengan segala hal, mulai dari bahasa, lingkungan asing, orang-orang asing, pertama kalinya jauh dari keluarga, harus mengurus segala sesuatu sendiri, dan juga harus mengikuti metode pelajaran yang berbeda dengan semasa sekolah, yang mungkin bisa sangat sulit.
Setelah berhasil menyesuaikan diri, tidak berarti masalah selesai. Bisa saja stress karena tidak cocok dengan teman sekamar atau rekan kuliah, banyak tugas, ujian sudah dekat, merasa susah membagi waktu dan lain sebagainya.
AKIBAT STRESS YANG BERLANJUT
Hal-hal di atas, jika tidak diatasi, bisa menyebabkan mahasiswa merasa susah tidur, sakit kepala, bahkan kehilangan nafsu makan. Tentunya sangat tidak baik jika berlanjut dalam jangka panjang. Selain mempengaruhi kesehatan, bisa juga berefek pada perkembangan emosi mahasiswa.
SOLUSI
Kabar baiknya, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Stress itu wajar-wajar saja. Tetapi jangan berlarut-larut, harus segera mencari solusinya. Berikut ini ada beberapa tips dari Hotcourses Indonesia, khusus bagi para mahasiswa yang sedang mencari solusi stress.
Kurangi Konsumsi Kafein
Kita mulai dari yang paling gampang dulu. Menurut penelitian, kafein berlebihan bisa memperburuk efek stress. Begitu juga dengan alkohol dan minuman energi lainnya. Paling aman itu konsumsi air minum yang cukup (8 liter per hari). Kondisi badan yang sehat dan fit bisa membuat pikiran kita lebih jernih, sehingga lebih dapat mengatasi masalah. Bosan minum air putih terus? Coba Chinese tea, atau jus buah.
Bicarakan Masalah Anda
Sewaktu merasa stress, jangan gegabah. Masih bingung harus bagaimana bertindak? Jangan bertindak dahulu. Sebaiknya tidak memendam masalah sendiri. Bicarakan masalah Anda dengan orang yang kira-kira bisa memberi solusi dan bisa dipercaya. Karena semasa kita sedang galau, pikiran kita tidak bisa berjalan sebaik dan serasional biasa. Bisa saja padahal masalah yg sedang dihadapi itu tidak rumit, tetapi karena hati sedang merasa kacau, tidak bisa memikirkan jalan keluar yang baik. Oleh karena itu kita butuh teman atau keluarga.
Di saat ini, mungkin ada yang tidak ingin menelpon orang rumah setiap kali menghadapi masalah, karena takut keluarga khawatir. Atau tidak berani membicarakan kesulitan karena takut ditertawakan teman. Jika Anda mengalami kekhawatiran seperti ini, jangan lupa, hampir semua universitas memiliki international office, yang menyediakan dukungan khusus bagi mahasiswa. Di sana tersedia para pembimbing yang profesional, yang berpengalaman membantu mahasiswa untuk mengatasi berbagai masalah, mulai dari kesulitan mengikuti pelajaran, hingga masalah pribadi.
Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Terkadang, suka membanding-bandingkan bisa menyebabkan rasa stress yang tidak perlu. Benar, kita tidak boleh selalu puas dengan hasil yang kita capai, kita harus lebih baik, mencapai standar yang lebih tinggi. Akan tetapi, mungkin yang sering dilupakan adalah, semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri. Jadi, selama sudah mengusahakan yang terbaik, walaupun ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang harapan, janganlah terlalu kecewa. Tetap hargailah usaha tersebut, sayangi diri sendiri. Daripada menghabiskan waktu untuk bersedih, lebih baik gunakan waktu untuk menemukan kelebihan diri sendiri, atau hal penting berikutnya yang perlu diselesaikan.
Tenangkan Pikiran
Sebenarnya berat ringan masalah itu, bukan dari masalah itu sendiri. Melainkan pikiran kita. Jika kita merasa masalah itu berat, maka beratlah masalah itu, dan sebaliknya. Jadi, pikiran kitalah yang menentukan. Saat ini, yang harus dilakukan adalah menenangkan pikiran, dan memilah masalah yang sedang dihadapi, untuk dapat mencari solusinya. Akan sangat baik jika di saat ini ada teman atau siapa saja yang bisa menemani Anda.
Pengalaman nyata:
Sewaktu kuliah, saya pernah fail (tidak lulus) 1 kali, yaitu mata kuliah ‘Statistik’. Akibatnya saya harus mengulang mata kuliah tersebut, karena itu adalah mata kuliah wajib.
Yang benar-benar di luar dugaan adalah, sewaktu saya mengulang mata kuliah tersebut, ternyata saya menemukan, sesungguhnya ini adalah pelajaran yang sangat gampang. Dan, saya berhasil mendapatkan nilai tinggi (High Distinction) di akhir semester. Jadi, kenapa bisa fail pelajaran yang segampang ini?
Jawabannya adalah pikiran saya sendiri. Sejak dulu, saya selalu membenci pelajaran hitungan, dan belum-belum sudah menganggap hitung menghitung itu sangat sulit, jadi sudah stress duluan begitu menghadapi pelajaran Statistik ini. Sering bolos kelas kuliah karena membosankan (tetapi tidak berani bolos tutorial karena absen dinilai), setiap kali tugas selalu dapat nilai jelek, apalagi ujian, dan akhirnya FAIL!
Pengalaman Fail itu merupakan pukulan yang berat bagi saya. Karena untuk mengulang kembali berarti harus membayar biaya kuliah untuk mata kuliah tersebut, dan juga mengundur waktu wisuda. Jadi, saya memutuskan untuk belajar dengan bersungguh-sungguh. Ternyata, statistik itu tidak sulit, sama sekali. Semuanya ada di buku, baik itu rumus, contoh soal, dan penjelasan. Jika diikuti tahap per tahap, sangat gampang dimengerti. Apalagi, sewaktu ujian, diperbolehkan membawa kalkulator dan buku, untuk mencari rumus ( di luar negeri, dosen tidak mengharuskan kita menghafal rumus, yang penting kita mengerti cara penerapannya). Bodoh sekali bukan, fail untuk pelajaran yang semudah ini. Dan semua ini disebabkan oleh pikiran saya yang menganggap pelajaran ini susah, dan menghambat saya untuk benar-benar mengenalnya, dan akhirnya fail.
Setelah pengalaman ini, saya benar-benar mempelajari hikmahnya. Walau terlihat sesulit apapun, harus dihadapi, langkah per langkah. Jika tidak bisa diatasi sendiri, tidak boleh malu bertanya. Dan saya terus mengingatkan diri sendiri mengenai konsekuensinya jika saya sampai fail lagi untuk mata kuliah lainnya (boros biaya kuliah, dan boros waktu). Berkat hal-hal tersebutlah, saya tidak pernah fail lagi, dan bahkan bisa mencapai nilai yang lebih baik. Percayalah, masalah itu tidak pernah serumit yang kita pikirkan. Jadi sewaktu menghadapi masalah, kita harus berani menghadapinya. Itulah pelajaran penting yang diajarkan mata kuliah ‘Statistik’ bagi saya.
Baca juga:
5 hal tak terduga di tahun pertama kuliah