
Menjalankan ibadah puasa di Eropa tentu penuh tantangan. Selain jauh dari keluarga, suasananya pun jauh berbeda jika dibandingkan di Indonesia. Namun, puasa di luar negeri saat menjalani kuliah juga terasa mengesankan dan mengajarkan betapa menyenangkannya berpuasa di negeri sendiri.
Waktu berpuasa
Puasa dimulai sekitar pukul 03.00 dan berakhir sekitar pukul 22.00. Durasi puasa di Eropa antara 18,5 sampai 19 jam. Jarak waktu berbuka dan sahur juga cukup dekat sehingga banyak pelajar Indonesia yang selepas Tarawih tidak tidur lagi melainkan diisi dengan membaca buku, atau belajar.
Makanan saat berpuasa
Siapkan makanan sahur dan berbuka sekaligus pada malam hari. Jadi ketika sahur pukul 1.30 pagi, tidak habis waktu untuk menyiapkan makanan. Masak sendiri selalu jadi pilihan jika ingin berhemat saat menjalani puasa di Eropa.
Bicara soal takjil, mahasiswa di Eropa sering membeli takjil berupa roti di vending machine. Tidak seperti di Indonesia yang menjajakan aneka takjil di pinggir jalan, pilihan tercepat adalah dengan mengandalkan vending machine.
Apabila kangen dengan masakan Indonesia, berbuka di resto Thailand/Vietnam juga dapat menjadi tempat makan pelipur rindu makanan Indonesia. Karena resto Thailand/Vietnam menyajikan makanan enak dan mirip makanan Indonesia seperti opor ayam, sate, nasgor, es dawet, es campur dan es kacang merah.
Aktivitas dan istirahat
Berpuasa selama 19 jam memiliki tantangan tersendiri. Selain mengatur pola makan agar tetap kuat dan sehat, waktu istirahatnya perlu dijaga. Rutinitas harian mungkin tidak bisa dihindari. Kurangi kegiatan yang tidak terlalu penting dan menguras energi terlalu banyak. Tak kalah penting, atur waktu untuk bisa istirahat dengan cukup saat waktu luang di sela kegiatan dan jadwal lima kali ibadah, karena ketika berada di Eropa, waktu malam yang sedikit, yaitu sekitar kurang dari enam jam.
Baca juga: