Sudah bukan rahasia lagi kalau kuliah di Amerika Serikat membutuhkan persiapan yang panjang dan matang. Jadi tak heran kalau banyak pelajar terkadang merasa stres dan membuat beberapa kesalahan saat mendaftar ke universitas di Amerika Serikat atau negeri Paman Sam ini.
Baru-baru ini, surat kabar South China Morning Post telah mewawancarai staf penerimaan mahasiswa baru di beberapa universitas AS untuk mengetahui kesalahan apa saja yang kerap dilakukan mahasiswa internasional saat mendaftar kuliah. Tim Hotcourses Indonesia telah merangkum inti wawancara mereka untukmu di bawah ini:
1. Tidak Bercerita Dengan Efektif
Banyak universitas AS meminta pendaftar untuk menuliskan esai untuk masuk universitas (sering juga disebut dengan personal statement atau motivation letter). Sayangnya, terkadang masih ada pendaftar yang membuang waktu dengan menuliskan hal-hal yang sebenarnya sudah tercantum dalam dokumen-dokumen pendaftaran lainnya (contoh: CV atau transkrip nilai).
Direktur Penerimaan Mahasiswa S1 di University of California, Los Angeles, Gary Clark, mengatakan bahwa kesalahan lain yang sering ditemui adalah pendaftar terlalu banyak menggambarkan sebuah momen atau orang lain yang berpengaruh pada perjalanan hidupnya. Esai ini seharusnya berfokus pada sang pendaftar dan menonjolkan aspek-aspek positif lain yang dimilikinya.
Komite penerimaan mahasiswa baru harus memproses semua dokumen pendaftaran dalam waktu yang pendek. Karena itu, kamu perlu membuat esai yang efektif dan langsung membuat sang pembaca tertarik. Untuk mencapai hal ini, kamu bisa membuat esai dengan kalimat pembuka yang kuat dan langsung membahas poin-poin utama tanpa pendahuluan yang bertele-tele.
(Baca juga: MENULIS PERSONAL STATEMENT YANG MENARIK PERHATIAN UNIVERSITAS)
2. Menampilkan Citra Yang Berbeda Dari Kenyataan
Direktur Penerimaan Mahasiswa S1 di Georgia Institute of Technology, Rick Clark, menyatakan bahwa semua pelajar membutuhkan bantuan editor saat menulis esai. Posisi editor ini bisa diisi oleh orang tua pelajar atau orang lain yang dipercaya. Namun terkadang hal ini bisa menimbulkan masalah ketika sang editor malah menjadi 'penulis kedua' esai tersebut.
Esai masuk universitas adalah dokumen yang akan membedakanmu dari pelajar-pelajar lain dengan kualifikasi serupa dan membagikan perspektifmu yang unik ke pihak universitas. Dengan kehadiran 'penulis kedua', seringkali kepribadian unik seorang pelajar malah tidak nampak dalam esai. Maka itu, kamu harus memastikan bahwa esaimu benar-benar menunjukkan kepribadianmu tanpa pengaruh dari orang lain.
Pihak universitas selalu mencari kejujuran dalam esai masuk universitas. Wakil Presiden Manajemen Pendaftaran Mahasiswa Baru di Denison University, Gregory Sneed, membagikan bahwa "Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah para pelajar merasa perlu memiliki sebuah rintangan dalam cerita hidup mereka untuk membuat esai yang menarik dan ini tidak sepenuhnya benar."
Gary Clark menambahkan bahwa pelajar sebaiknya menuliskan esai dengan gaya yang sederhana tanpa menggunakan kalimat-kalimat yang rumit dan bertele-tele. "Para pelajar seringkali merasa perlu menampilkan diri sebagai sosok yang mereka anggap ideal di mata pihak universitas. Sebaiknya mereka tidak berfokus pada hal-hal yang mereka pikir diinginkan pihak universitas dan lebih memperhatikan hal-hal yang sebenarnya ingin mereka nyatakan" ujarnya.
3. Nama Dan Informasi Kontak Kurang Tepat
Para pelajar harus menggunakan nama legal mereka (sesuai tanda pengenal resmi) dalam semua proses pendaftaran. Selain itu, mereka juga harus menggunakan 1 alamat email dan 1 nomor telepon untuk memastikan semua informasi yang mereka butuhkan dari pihak universitas bisa tersampaikan dengan baik.
Pihak universitas seringkali akan mengirimkan email ke atau menelepon pelajar yang telah mendaftar. Hal ini bisa dilakukan untuk menginformasikan program-program khusus, beasiswa dan tur kampus atau menanyakan tentang dokumen pendaftaran yang belum lengkap. Kalau kamu menggunakan beberapa alamat email dan nomor telepon berbeda saat mendaftar, besar kemungkinannya bahwa informasi penting dari universitas akan terlewatkan olehmu.
4. Meminta Surat Rekomendasi Dari Orang Yang Tidak Mengenalmu Dengan Baik
Selain esai, surat rekomendasi dari guru, dosen atau sosok serupa adalah metode lain bagi komite penerimaan mahasiswa untuk lebih mengenal seorang pendaftar. Rick Clark menganjurkan para pelajar untuk meminta surat rekomendasi dari guru yang mengenal mereka dengan baik dan bisa membagikan info akurat tentang perkembangan, etos kerja, kegigihan dan karakter mereka. Saat ini banyak pelajar meminta surat rekomendasi dari guru yang memberikan mereka nilai tinggi, padahal sebenarnya informasi tersebut sudah tersedia di transkrip nilai
5. Tidak Jujur Mengenai Kesalahan Di Masa Lalu
Pihak universitas menyadari bahwa kaum pelajar terkadang membuat kesalahan. Tetapi cara pihak universitas mengetahui kesalahan seorang pendaftar dapat mempengaruhi keputusan mereka.
Gregory Sneed mengatakan pihak universitas hampir tidak pernah mendiskualifikasi pelajar yang mencantumkan pelanggaran atau kesalahan di masa lalu dalam dokumen pendaftarannya. Ia juga menyatakan bahwa "Yang membuat kami frustrasi adalah jika sang pelajar tidak mencantumkan pelanggaran atau kesalahan tersebut dan pihak kami mengetahuinya di kemudian hari. Maka isu kejujuran sang pelajar menjadi lebih besar dibanding kesalahan yang pernah ia lakukan."
Menurut Gary Clark, kejujuran untuk mengakui kesalahan akan menunjukkan karakter sang pelajar. "Kami sedang membangun sebuah komunitas, jadi kami tidak mencari kesempurnaan tapi kami ingin karakter yang baik." ujarnya.
6. Kegiatan Ekstrakurikuler Yang Dibuat-buat
Saat membahas kegiatan ekstrakurikuler, komite penerimaan mahasiswa lebih melihat kualitas dibanding kuantitas. Mereka tidak mencari pelajar yang terlibat di segudang kegiatan ekstrakurikuler, namun berfokus pada pelajar yang memiliki keterlibatan atau ketertarikan yang nyata pada sebuah aktivitas tertentu.
Ketika seorang pelajar tiba-tiba mengikuti banyak organisasi di tahun-tahun terakhir sekolah, hal ini justru membuat pihak universitas curiga karena tidak menunjukkan keterlibatan dan ketertarikan yang mendalam. Karena itu, komite penerimaan mahasiswa bisa dengan mudah menemukan pelajar yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya untuk memperkaya CV-nya.
Gregory Sneed menambahkan bahwa para pelajar yang menonjol baginya adalah mereka yang hanya mengikuti beberapa aktivitas ekstrakurikuler dan berpartisipasi dengan baik dalam semua aktivitas tersebut. Para pelajar tersebut juga menunjukkan keistimewaan mereka melalui karakter kepemimpinan, bakat khusus atau dedikasi mereka.
7. Tidak Menunjukkan Ketertarikan Pada Universitas Yang Dituju
Sebagai bagian dari proses pendaftaran, beberapa universitas AS mempertimbangkan faktor ketertarikan pelajar pada universitas yang dituju. Saat mendaftar ke universitas seperti ini, para pelajar harus bisa menunjukkan rasa ketertarikan mereka dengan baik karena akan sangat berpengaruh kepada penerimaan mereka.
Pendiri Admission Smarts, Susan Dabbar, mengatakan bahwa seorang pelajar bisa menunjukkan rasa ketertarikan dengan mengikuti tur kampus universitas yang ia tuju. Kalau kamu tidak bisa ke luar negeri untuk mengikuti tur ini, cara lain yang bisa kamu lakukan adalah:
-
Mengirimkan email ke perwakilan universitas pilihanmu di Indonesia/Asia Tenggara;
-
Mendatangi pameran pendidikan atau sesi informasi yang dihadiri perwakilan universitas pilihanmu;
-
Mendaftar ke mailing list universitas pilihanmu.
Saat ini, beberapa universitas meminta para pendaftar untuk membuat esai yang menjelaskan kenapa mereka ingin kuliah di di sana. Menurut Susan, esai ini adalah kesempatan yang baik untuk menunjukkan ketertarikanmu. Kamu bisa menjabarkan hal-hal yang kamu sukai dari universitas pilihanmu dan juga hal-hal yang bisa kamu kontribusikan untuk perkembangan universitas tersebut. Semua informasi ini bisa kamu temukan dengan mengikuti tips kami untuk meriset sebuah universitas.
8. Terlalu Fokus Pada Proses Penerimaan Di Masa Lalu
Banyak pelajar menilik proses penerimaan mahasiswa di masa lalu untuk mencari sosok pelajar ideal yang dicari universitas tertentu. Menurut Gary Clark, hal ini sebaiknya tidak dilakukan karena kesimpulan yang akan didapatkan belum tentu benar. Pihak universitas selalu mempertimbangkan berbagai faktor saat mengevaluasi seorang pendaftar dan juga kebutuhan mereka untuk menerima mahasiswa baru. Gary mengingatkan bahwa banyak universitas, bahkan yang sangat selektif, terkadang bisa tidak menerima seorang kandidat yang dianggap ideal karena ada terlalu banyak kandidat lain dengan kualifikasi serupa.
Punya pertanyaan lain mengenai pendaftaran kuliah di luar negeri? Langsung saja daftar untuk konsultasi GRATIS dengan konselor IDP Education yang selalu siap membantumu untuk kuliah di berbagai universitas terbaik di mancanegara.
Sumber:
scmp.com/yp/
Tanya-tanya dengan Eduguru
