Cookies Kami

Kami menggunakan cookies untuk menawarkan Anda pengalaman pengguna yang lebih baik dengan konten yang terpersonalisasi, iklan yang relevan, dan fungsionalitas yang lebih canggih. Dengan mengizinkan semua cookies, Anda menyetujui penggunaan cookies sesuai kebijakan cookie. Anda dapat mengatur preferensi Anda kapan saja.
Informasi penting
Study abroad: Before you leave

Tak Perlu Risau, Gagal Meraih Beasiswa Bukan Akhir dari Segalanya!

“You can’t always get what you want,” kata sebuah lagu. Namun, tak mendapatkan apa yang kamu inginkan terkadang adalah sebuah berkah tersembunyi yang sesusungguhnya lebih baik daripada rencana awalmu.

share image

Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya. Tak mendapatkan apa yang kamu inginkan terkadang adalah sebuah berkah tersembunyi yang sesusungguhnya lebih baik daripada rencana awalmu. Kontributor kami, Syahrier, berbagi cerita tentang kegagalannya melanjutkan studi di Belanda, bagaimana ia menemukan kesempatan yang lebih baik di Hongaria, dan bagaimana kamu bisa mengikuti jejaknya

 

 

Terinspirasi dari sang nenek, Ia sangat ingin melanjutkan pendidikan di Belanda, tepatnya di Leiden University. Sejak kecil, neneknya yang dulu bersekolah di Sekolah Rakyat, punya banyak teman di Belanda, bisa berbahasa Belanda, dan selalu bercerita mengenai Belanda, tentang kanal-kanal dan kincir anginnya yang indah.

 

Ibunya juga sangat mengagumi Belanda, terutama Leiden. Selain karena pengaruh nenek, ibunya juga kagum terhadap sosok Sutan Sjahrir, salah satu pahlawan nasional yang sempat mengeyam pendidikan di Leiden, Belanda. Karena itulah ibunya menamai salah satu tim kami ini dengan nama Syahrier. Ibunya  berharap bahwa kelak Syahrier juga dapat mengikuti jejak Sutan Sjahrir, melanjutkan pendidikan di Leiden dan bisa memberikan kontribusi untuk negeri sendiri seperti yang dulu dilakukan oleh Sutan Sjahrir.

 

Karena harapan itulah, Syahrier berusaha keras agar dapat diterima di Leiden University dengan jurusan ICT in Business. Mulai dari membaca persyaratan, menyiapkan surat rekomendasi dosen & atasan, motivation letter, dan persyaratan IELTS. Sebulan kemudian, datanglah pengumuman. Syahrier  diterima di jurusan ICT in Business Leiden University. Bahagia, tentu, harapan akhirnya tercapai, tinggal satu langkah lagi. 

 

Biaya kuliah menjadi hambatan bagi Syahrier untuk pergi ke Leiden. Karena biaya kuliah dan biaya hidup di Belanda sangat mahal maka satu-satunya cara ketika itu adalah mencari beasiswa. Syahrier pun mendaftar ke berbagai beasiswa. Pertama adalah LPDP, Syahrier mengikuti tes batch 3 tahun 2015 dan hasilnya gagal, kemudian ia mendaftar beasiswa StuNed 2 tahun berturut-turut 2015 dan 2016, hasilnya gagal, tetap tidak diterima. Kecewa? Sudah pasti. Namun semangat untuk berkuliah di luar negeri masih ada, Syahrier percaya bahwa Allah sudah menyiapkan yang terbaik, meskipun bukan di Leiden. 

 

Syahrier pun berusaha mencari beasiswa lainnya, seperti Chevening Scholarship, The Swedish Institute, Monbukagakusho, KGSP dan Stipendium Hungaricum. Ia kembali lagi menyiapkan berkas-berkas sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh pemberi beasiswa. Setelah berusaha dan menemui jatuh bangun, kesuksesan itu datang. Syahrier mendapatkan beasiswa Stipendium Hungaricum. Bukan Belanda, bukan di Leiden University, tapi di Hongaria, di Corvinus University of Budapest. Ia berhasil setelah percobaan ke-7. 

 

 

Beasiswa Stipendium Hungaricum

Beasiswa dari pemerintah Hongaria adalah beasiswa yang Syahrier dapatkan. Beasiswa yang didapatkannya adalah beasiswa yang masih sangat baru, mulai dibuka tahun 2016 sehingga informasinya masih minim dan peminatnya juga masih sedikit. Beasiswa ini dibuka setahun sekali, sekitar bulan Desember atau Januari. Indonesia mendapat jatah yang lumayan banyak, 50 orang setiap tahunnya. Beasiswa yang disediakan mencakup beasiswa untuk program S2 dan S3, bentuknya adalah full scholarship yang artinya biaya kuliah gratis dan mendapatkan uang saku, tetapi beasiswa ini tidak menanggung biaya tiket pesawat.

 

Untuk persyaratan, hampir sama dengan beasiswa pada umumnya yaitu kemampuan bahasa, motivation letter, ijazah dan transkrip. Ada juga tes kesehatan bebas HIV/AIDS dan Hepatitis A, B, dan C. Untuk informasi persyaratan lengkapnya bisa dilihat di sini . Untuk beasiswa ini, kamu tidak mendaftar secara terpisah ke universitas, jadi daftar beasiswa bisa sekaligus memilih kampus yang ingin dituju. Kamu dapat memilih hingga 3 kampus, bisa jurusan yang sama atau berbeda di kampus yang sama ataupun di kampus yang berbeda. Seleksi tahap pertama adalah seleksi dokumen lalu kemudian seleksi dengan universitas secara langsung. Kamu nantinya akan diuji melalui tes berupa wawancara dengan pihak universitas dan ada beberapa kampus yang mewajibkan untuk tes tertulis. Karena itu kamu harus mempersiapkan diri dengan baik jika ingin lolos beasiswa ini. 

 

 

Syahrier akhirnya melanjutkan kuliah master di Hongaria, negara tempat para penemu dan penerima nobel yang terletak tepat di jantung Eropa. Tak pernah terpikirkan sedikit pun bahwa Ia akan melanjutkan kuliah di Hongaria atau dalam bahasa setempat disebut Magyarország. Hongaria, khususnya kota Budapest, merupakan salah satu kota tercantik di Eropa. Transportasi di Budapest sangat baik, bahkan bisa dibilang salah satu yang terbaik di Eropa, kamu dapat dengan mudah menjangkau seluruh kota, cukup dengan tiket harian seharga 1600 Forint (sekitar 90.000 Rupiah) kamu sudah bisa menggunakan, Metro Line (Kereta bawah tanah), bus, trolley bus dan tentu saja Tram selama 24 jam penuh.Kamu akan dibawa melihat keindahan Buda Castle, Fisherman’s Bastion, Liberty Bridge, Széchenyi Brigde atau sering disebut Chain Bridge, Citadela, Szent Gellert dan tentu saja the most iconic building in Budapest, Parliament Building. Selain itu, jika bosan dengan pemandangan kota tua dan kastil kuno, kamu bisa juga datang ke Normafa Park, taman di atas sebuah bukit. Di sana kamu bisa menikmati indahnya Budapest dari puncak bukit. Bagi yang ingin membeli oleh-oleh, bisa ke the Great Market Hall, kamu akan merasakan pengalaman yang hampir mirip seperti di Indonesia, pasar tradisional yang menjual suvenir, barang-barang kerajinan serta makanan khas Hongaria. Yang pasti, kamu tidak akan bosan menikmati kota yang terpisah oleh sungai Danube menjadi dua bagian, Buda dan Pest. 

 

Suasana Perkuliahan di Hongaria juga sangat seru, para pengajar mayoritas sangat ekspresif dan suka bercerita tentang pengalaman mereka bahkan tentang keluarga. Bahasa Inggris mereka sangat bagus dan jelas, sehingga sangat mudah dimengerti. Para pengajar di Hongaria sangat menekankan penguasaan teori, mereka membahas teori dengan sangat detail sehingga kita benar-benar menguasai materinya dengan baik.Saat ini, Hongaria tidak termasuk sebagai negara tujuan studi terpopuler di Eropa seperti Belanda, Jerman, Perancis, atau Italia, terutama untuk para pelajar Indonesia. Akan tetapi, Hongaria berkomitmen penuh untuk meperbaiki kualitas dan sistem pendidikan di dalam negeri serta meningkatkan akreditasi tiap universitas agar dapat menjadi salah satu pusat pendidikan terbaik di dunia. Dan salah satu strateginya adalah dengan gencar mempromosikan universitas di Hongaria serta memberikan beasiswa untuk mahasiswa asing. Oleh karena itu, para pelajar di Indonesia dapat mempertimbangkan Hongaria menjadi salah satu tujuan untuk melanjutkan studi di luar negeri.

 

 

Baca juga:

4 STRATEGI MENGATUR KEUANGAN PRIBADI SAAT BERKULIAH DI EROPA

10 TEMPAT KULIAH TERBAIK DI EROPA MENURUT MAHASISWA

 

Source:

Artikel asli di publikasikan oleh www.indonesiamengglobal.com,

'a non-profit website for Indonesians aspiring to study and or pursue professional opportunities abroad'.

Wajib dibaca