Cookies Kami

Kami menggunakan cookies untuk menawarkan Anda pengalaman pengguna yang lebih baik dengan konten yang terpersonalisasi, iklan yang relevan, dan fungsionalitas yang lebih canggih. Dengan mengizinkan semua cookies, Anda menyetujui penggunaan cookies sesuai kebijakan cookie. Anda dapat mengatur preferensi Anda kapan saja.
Informasi penting
Study abroad: Before you leave

Aku bisa Mendapatkan Beasiswa dengan IPK Kurang dari 3

share image

Prestasi di sekolah tidak terlalu bagus. Kontributor Indonesia Mengglobal, Suci, membuktikan masih ada kesempatan untuk mendapatkan beasiswa untuk program pascasarjana walaupun dengan IPK kurang dari 3. Namun artinya kamu perlu berusaha tiga kali lebih keras

 

Aku bukan mahasiswi terbaik di kelas. Aku langsung menyadari hal ini karena selama 8 semester, IPK ku tidak terlalu bagus. Aku adalah mahasiswi yang perlu mengulang satu subjek matematika di tengah liburan panjang semester karena mendapatkan skor D dan berusaha keras untuk memperbaiki nilai IPK yang rendah. Namun, sejak SMA aku sudah tahu bahwa aku sangat menginginkan kuliah di luar negeri.

 

IPK Finalku 2.98

 

Kuliah di luar negeri membutuhkan banyak uang dan tenaga. Poin terakhir  lah menjadi titik fokusku. Karena keterbatasan biaya, mencari beasiswa adalah satu-satunya jalan untuk bisa mewujudkan mimpiku ini. Berdasarkan pengamatanku, rata-rata persyaratan untuk mendaftar beasiswa adalah memiliki IPK minimum 3. Energi yang sangat besar aku butuhkan untuk mendapatkan kesabaran dan tetap fokus.

Aku menghabiskan 4 tahun di S1 sebagai mahasiswi aktif, terimakasih kepada lingkungan universitas yang mendukung untuk bergabung di organisasi mahasiswa. Kegiatan ini yang membantuku menginvestasikan waktu untuk mendapatkan nilai dan kemampuan lebih, untuk mengimbangi kemampuan akademik ku yang tidak terlalu bagus. KEtika teman-temanku menikmati waktunya bersantai dan menonton film, aku mendedikasikan waktu ku berjam- jam membantu pekerjaan administratif organisasi secara sukarela.

Walaupun aku sudah mencoba untuk menyeimbangkan kegiatan kuliah ku dan menerapkan beberapa strategi untuk mendapatkan IPK sesuai target yaitu minimal 3. Pada akhirnya aku tetap butuh 0.02 dari target tersebut.

 

 

Masa Setelah Kelulusan

 

Kembali ke perjalananku mencari beasiswa, aku menemukan bahwa banyak beasiswa yang mensyaratkan memiliki pengalaman kerja selama 2 tahun. Rencana awalku adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dimana aku bisa berkembang lebih jauh. Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan dengan kontrak selama 3 tahun.

Pekerjaan ini memiliki program pengembangan karyawan baru di mana nilai skor dan praktek proyek menjadi penilaian penting sebagai bukti pengembangan diri. Lagi-lagi aku berjuang keras untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Bahkan representative dari HRD sempat memanggilku untuk berdiskusi bagaimana aku bisa meningkatkan nilai yang itu berada di posisi bawah berdasar statistik dari program tersebut. Namun pada akhirnya aku terpilih menjadi 1 diantara 3 orang yang mendapatkan program akselerasi. Seperti yang mungkin kamu duga, aku bisa di posisi tersebut bukan karena nilaiku namun karena kelebihan lainku yang dilihat oleh manajemen selama bekerja.

Kehidupan karir menjadi tantangan buatku. Namun demikian, sepertinya semua orang akan setuju bahwa tantangan bekerja akan jauh berbeda dengan tantangan bersekolah.

 

 

Terus Berusaha

 

Aku memulai persiapan untuk mendaftar beasiswa setelah aku melewati masa bekerja selama 2 tahun. Aku menghabiskan waktu setiap malam untuk menyelesaikan segala persyaratan beasiswa yang tidak sedikit setelah selesai dari 8 jam bekerja di kantor. Seperti yang dikatakan oleh pemilik perusahaan raksasa Alibaba, Jack ma: ‘ Apa yang kamu lakukan setelah bekerja, menentukan masa depanmu.’

Picture2

Beberapa buku yang membantuku merencanakan beasiswa selama. (Fotod ari Suci Ariyanti)

 

Setiap aplikasi beasiswa mencari pendaftar dengan visi dan misi yang sesuai dengan yang dimiliki pemberi beasiswa tersebut. Aku memfokuskan pada pemberi beasiswa yang tidak menitikberatkan pada peringkat satu. Aku membaca dan mencoba menyesuaikan tujuan mereka dan apa yang mereka cari dari pendaftar dengan pengalaman yang aku punya baik dari sisi akademis maupun pekerjaan. Ditolak - Menunggu - Melamar - Ditolak. Hal yang secara berulang aku terima dan menjadi berita utama dalam hidupku saat itu sampai akhirnya aku mendapatkan satu berita yang membuat semua perjuangan ku selama ini terbayar.

 

 

The pleasant news came from this Swedish Institute Study Scholarship. (Photo by Suci Ariyanti)

Berita bahagia datang dari Swedish Institute Study Scholarship.


 

Aku percaya setiap manusia di dunia memiliki keunikan masing-masing yang tidak dimiliki orang lain. Bagiku, keunikan dari cerita ku adalah bagaimana aku fokus untuk meningkatkan nilai lebih lain untuk mengganti kegagalan ku meraih GPA yang tinggi. Meraih beasiswa dengan GPA rendah tidaklah tidak mungkin, kamu haya perlu bekerja tiga kali lebih keras dari yang lain.

Aku membuat video singkat tentang perjalanan mendapatkan beasiswa untuk junior aku di Institut Pertanian Bogor. Kamu juga bisa menontonnya

di sini

 

BACA JUGA

4 BEASISWA YANG BISA KAMU COBA TAHUN INI

5 TIPS MEMBUAT RESUME YANG MENARIK

HARD SKILL DAN SOFT SKILL

BEASISWA TANPA MENGANDALKAN NILAI BAGUS

 

 

Source:

Article originally published in www.indonesiamengglobal.com

'A non-profit website for Indonesians aspiring to study and or pursue professional opportunities abroad'.

 

Wajib dibaca